Karhutla

Kisah Tim Karhutla Berjibaku Padamkan Api, Nyaris Terpanggang, Loyal Meski Digaji Rp 750 Ribu

Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Seorang warga menggunakan baju spiderman bersama pemadam kebakaran Pandu Siaga memadamkan kebakaran lahan gambut di dekat Perumahan Nuansa Serdam Residence, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019) sore. Aksi ini sebagai dukungan kepada petugas yang tak kenal lelah melaksanakan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Minim Peralatan, Warga Desa Betung dan TNI Padamkan Api Pakai Ember

JAMBI - Kebakaran lahan dan hutan di sejumlah desa di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi mulai meresahkan warga. Apa lagi lokasi kebakaran kian dekat dengan pemukiman warga. 

Seperti terlihat di desa Betung, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi. Warga yang khawatir kebaaran merembet ke pemukiman ikut serta memadamkan api.

Minggu (22/9/2019) beramai-ramai warga mendatangi lokasi kebakaran yang jaraknya hanya sekitar dua kilo meter dari pemukiman penduduk. 

Namun, banyaknya warga dan personel TNI yang berada dilokasi kenakaran tak sebanding dengan peralatan yang ada. 

BERITA TERPOPULER:

BUKU Misterius Milik Soeharto yang Pernah Heboh, Apa saja Isinya? Mantan Kapolri Mengungkap Isinya

Nikita Mirzani, Sebut Drumer SID Goblok dan Miskin, Lihat Balasan Jerinx yang Tidak Kalah Pedasnya

Aksi Emak-emak Berbaju Putih Pose di Lokasi Karhutla, Sindir Jokowi saat ke Lahan Kebakaran di Riau?


Warga pun terlihat hanya menggunakan ember untu basahi tanah gambut yang terbakar. Terlihat hanya ada dua mesin pompa air dengan panjang selang hanya sekitar 30 meter. 

Satu mesin pompa itu tampak digunakan oleh personel TNI yang berada dilokasi kebakaran, satunya lagi digunakan warga secara bergantian. 

"Sulit karna mesin cuma dua, sumber airnya cuma di sekat kanal ditarik kelokasi selang tak sampai. Itu pun airnya kecil dan bercampur lumpur yang keluar," ujar salah seorang personel TNI yang dibincangi dilokasi pemadaman. 

Krisna, kepala Desa Puding, ditemui dilokasi pemadaman mengatakan saat ini lokasi kebakaran hanya berjarak sekitar dua kilometer dari titik api. 

Warga memadamkan api dengan menggunakan ember (Tribunjambi/Dedy Nurdin)

Ia menyebut api merembet dari lahan perusahaan yang terbakar. Dan saat ini sudah ikut membakar lahan warga. 

Sementara peralatan mesin yang bisa digunakan hanya dua unit, "Sulit karna mesin cuma empat, dua milik warga digunakan untuk pendinginan. Tadi dua mesin lagi milik kodim itu yang kita pake memadamkan sekarang," katanya. 

"Apinya cepat merembet, padahal kemarin masih jarak lima kilometer, sekarang makin dekat. Sementara angin kencang, sumber air sulit dan kondis lahan kering," sambungnya. 

Ia megatakan, sejauh ini warga masih bertahan di rumah masing-masing. Namun jika kebakaran tak terkendali hingga merembet ke pemukiman warga. Maka tak menutup kemungkinan ia akan meminta warga untuk mengungsi. 

"Hari ini parah, terutama dia hari terakhir. Sementara kondisi personel TNI banyak warga ikut bantu, ada juga dari MPA, Manggala Agni tapi mesin cuma dua tak sebanding sementara yang terbakar dikiri kanan jalan," ujarnya. 

Lokasi yang terbakar sendiri menurut Krisna adalah daerah restorasi dar BRG. Meski ada sekat kanal, namun kondisi lahan masih terliat kering. 

Halaman
1234

Berita Terkini