Mitos dan Sejarah Malam 1 Suro, Mengapa Pusaka Kraton Dibersihkan, Ada yang Menakutkan?
TRIBUNJAMBI.COM - Pernah mendengar sejarah Malam 1 Suro?
Malam 1 Suro tahun 2019 jatuh pada 1 September, bertepatan dengan hari Minggu.
Malam tersebut merupakan malam tahun baru Islam pada 1 Muharram 1441 H.
Bagi sebagian masyarakat, Malam 1 Suro diyakini memiliki mistis.
Dalam kepercayaan sebagian masyarakat Jawa, malam 1 Suro dipandang memiliki makna mistis lebih dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Baca Juga
Seorang Wanita Lama Menghilang Lebih dari 10 Bulan, Tiba-tiba Bikin Geger Warga Setelah Ditemukan
Polisi Ungkap Peran Pengibar Bendera Bintang Kejora di Depan Istana Negara, 2 Orang Dibekuk
10 Pertanyaan Raditya Dika yang Bongkar Misteri KKN di Desa Penari, SimpleMan Tulis Kisah Nyata
Bagian Bawah Bibir Irish Bella Dijilat Lidah Ammar Zoni, Ketahuan Ada Tahi Lalat di Bagian Ini
8 Tradisi Unik Sambut 1 Muharram, Mulai dari Mubeng Beteng, Cuci Keris, Hingga Kirab Kebo Bule
Pada malam 1 Suro para penganut Kejawen (kepercayaan tradisional masyarakat jawa) akan menyucikan dirinya berikut benda-benda yang diyakini sebagai pusaka.
Sejumlah kraton dari Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, hingga Kasepuhan Cirebon bahkan punya tradisi masing-masing untuk merayakan 1 Suro.
Kraton Surakarta misalnya. Pada malam 1 Suro biasanya akan menjamas (memandikan) pusaka-pusaka kraton termasuk mengirab kerbau bule, Kiai Slamet.
Sejarah Malam 1 Suro
Nama lain malam 1 Suro adalah malam 1 Muharam dalam penanggalan Hijriyah atau Islam.
Ihwal ini tak terlepas soal penanggalan Jawa dan kalender Hijriah yang memiliki korelasi dekat.
Khususnya sejak zaman Mataram Islam di bawah Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645).
Penanggalan Hijriyah memang di awali bulan Muharam. Oleh Sultan Agung kemudian dinamai bulan Suro.