Jenderal Kepercayaan Soeharto Salah Parkir Mobil, Dibentak-bentak Bintara Tapi Diam Saja

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benny Moerdani saat Operasi Seroja di Timor Timur

Begitu masuk, Benny parkir mobil di tempat para jenderal. Bintara yang melihatnya langsung datang dan membentak-bentaknya.

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa itu dialami jenderal yang menjadi orang kepercayaan Soeharto saat menjadi presiden.

Seorang Jenderal TNI dibentak-bentak bintara.

Apa yang dialami Jenderal TNI LB Moerdani alias Benny Moerdani, mungkin tidak pernah diketahui bintara itu sampai sekarang.

Benny seorang intelijen kawakan, hingga menurut saja saat dibentak-bentak bintara, tak mau menunjukkan identitas sesungguhnya.

Dai dibentak-bentak prajurit jaga yang pangkatnya jauh di bawahnya, namun diam saja.

Baca: Intelijen Kawakan Nekat Tegur Soeharto di Meja Biliar, Akhirnya Jenderal TNI Ini Diganti

Baca: Kopassus Makan Beling Santai-santai Saja, Pasukan Elite AS Kaget Kebingungan

Baca: Kisah Raja Intel dari Kopassus, Punya Keahlian Sutradara Misi-misi Rahasia Risiko Tinggi

Baca: Daftar 10 Artis Cantik yang Cerai saat Masih Muda, Kok Ada Nama Aurelie Moeremans?

Baca: 8 Artis Cantik Indonesia yang Tinggi Badan Kisaran 150 Cm, Mengapa Penampilan Terlihat Beda?

Baca: Lowongan Kerja di Jambi untuk Lulusan SMA s/d S-1, Buka Agustus 2019, Segera Daftar!

Memang, menjadi anggota Badan Intelijen Negara (BIN), tentu suatu kebanggaan.

Di balik itu, ada tanggung jawab dan konsekuensi besar seorang intelijen.

Ada istilah "Jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki. Jika hilang, tidak akan dicari dan jika mati, tidak ada yang mengakui".

Kira-kira itulah tugas berat dan risiko seorang intelijen.

Raja intel kawakan

Benny Moerdani merupakan satu di antara tokoh intelijen kawakan yang "dibesarkan" dari pasukan elite TNI, RPKAD (sekarang Kopassus).

Dia mendapat julukan 'raja intel' karena sangat piawai di dunia intelijen.

Pengalaman menarik Jenderal TNI ini dalam menjaga rahasia diri, dituliskan dalam buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis yang ditulis Julius Pour.

Cerita ini bermula ketika Benny Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Moerdani yang saat itu telah berpangkat mayor jenderal, mengendarai mobil menuju markas di kawasan Medan Merdeka Barat.

Dia tidak mengenakan seragam dinas.

Setiba di lokasi, Benny memarkirkan mobilnya di lokasi terdekat dari pintu masuk.

Lokasi parkir itu memang merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.

Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.

Sang Jenderal TNI dibentak-bentak bintara.

Penjaga itu meminta Benny Moerdani memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.

Namun, Benny Moerdani diam saja,tak menjawab.

Benny Moerdani ()

Dia tidak marah dan hanya diam, lalu mengikuti perintah marinir tersebut.

"Mungkin memang salah saya sendiri, kok waktu itu pakai pakaian preman," ujar Benny.

Sampai peristiwa itu berakhir, Benny Moerdani tidak menunjukkan dirinya seorang perwira tinggi militer, kepada marinir itu.

Itulah satu di antara keahlian intelijen, tidak pernah membuka identitasnya.

Ahli penyamaran

Tokoh intelijen yang ahli penyamaran lainnya adalah Kolonel Zulkifli Lubis.

Jauh sebelum masanya Benny Moerdani, Kolonel Zulkifli Lubis telah ditunjuk sebagai komandan intelijen pertama di Badan Istimewa (BI).

BI merupakan badan intelijen pertama yang didirikan pemerintah pada Agustus 1945, di bawah Badan Keamanan Rakyat (BKR). 

Kemudian, BI bertransformasi menjadi Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani), pada 1946.

Berikut ini pergantian nama organisasi intelijen negara dari 1946-sekarang:

BRANI (Badan Rahasia Negara Indonesia)
BKI (Badan Koordinasi Intelijen)
BPI (Badan Pusat Intelijen)
KIN (Komando Intelijen Negara)
BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara)
BIN (Badan Intelijen Negara)

Harian Kompas pernah menulis sosok kontroversial itu pada 28 Juni 1992, beberapa hari setelah ia wafat akibat sakit.

Sebagaimana layaknya sosok seorang intelijen, perjalanan kariernya menyulut penilaian pro-kontra.

Zulkifli Lubis dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Bogor dengan sebuah upacara kemiliteran secara layak, sebagai penghargaan yang diberikan negara.

Kontroversi tentang Zulkifli Lubis terkait percobaan pembunuhan Soekarno.

Pada era 1950-an, sempat terjadi peristiwa makar, yaitu percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno.

Peristiwa yang lebih dikenal sebagai Peristiwa Cikini itu, dilakukan oleh sekolompok teroris asal Nusa Tenggara Barat.

Oleh sejumlah lawan politiknya, Zulkifli Lubis sempat diduga sebagai dalang peristiwa tersebut.

Sebab, pada era itu memang terjadi sejumlah peristiwa pembangkangan militer.

Para teroris yang diadili mengaku kenal Zulkifli Lubis. 

Namun, selama persidangan, tidak pernah ada bukti dan petunjuk bahwa Lubis mendalangi aksi teror itu.

Hingga sekarang, intelijen ini belum pernah diajukan ke pengadilan untuk memperjelas kasusnya.

Daan Mogot, bekas rekannya yang belajar bersama di Seinen Dojo di Tangerang pada era penjajahan Jepang, tidak pernah yakin Lubis berada di balik Peristiwa Cikini.

Ia justru menduga ada rekayasa yang dilakukan oleh pihak tertentu sebagai tindak lanjut pelaksanaan Piagam Yogya.

"Dengan meletusnya teror Cikini, perundingan menjadi mentah. Sebaliknya, radikalisme semakin merangsang semua pihak yang selama itu baru dalam tahap berbeda pendapat," demikian kata Daan Mogot.

"Masa seluruh pelaku teror tersebut dalam sehari semuanya sudah bisa digulung? Mana mungkin kalau bukan hasil rekayasa...," lanjut dia.

Kisah-kisah intelijen dan pasukan elite TNI dapat dibaca di Tribunjambi.com.
 
 

Baca: Danjen Kopassus Naik Sepeda Pakai Kostum Tempur, Ratusan Prajurit Ikut di Belakangnya

Baca: Profesor Intelijen Vs Profesor Siber dari TNI dan Polri, Sama-sama Jenderal Senior di BIN

Baca: Buku Catatan Rahasia Benny Moerdani Diungkap Luhut Panjaitan, Bisa Akses Tokoh-tokoh Negara di Dunia

Baca: Daftar 10 Artis Cantik yang Cerai saat Masih Muda, Kok Ada Nama Aurelie Moeremans?

Baca: 8 Artis Cantik Indonesia yang Tinggi Badan Kisaran 150 Cm, Mengapa Penampilan Terlihat Beda?

Baca: Lowongan Kerja di Jambi untuk Lulusan SMA s/d S-1, Buka Agustus 2019, Segera Daftar!

Berita Terkini