Talang Tuwo: Glosarium Project, Pertunjukan Teater Palembang Suarakan Isu Lingkungan di Jambi

Penulis: Jaka Hendra Baittri
Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Talang Tuwo: Glosarium Project, Pertunjukan Teater Palembang Suarakan Isu Lingkungan di Jambi

Sonia menjelaskan estetika tubuh yang dicapai bukan hanya sekadar bergerak dalam ritme.

“Tapi bagaimana pesan tidak hanya dibahasakan lewat kata tapi juga melalui metafora gerak dan ritme,” kata dosen tari di Program Studi Sendratasik PGRI Palembang ini.

Coni Sema selaku sutradara menjelaskan pada penampilan ini isu yang paling menonjol adalah tentang pengelolaan bentang alam melalui perkebunan baik yang terjadi di Jambi, Sumsel sampai Pekanbaru.

“Pendekatannya selalu berpihak pada ekonomi. Jadi kita melihat sebenarnya banyak sekali perspektif alternatif dalam pengelolaan bentang alam. Seperti budaya juga masyarakat adat, situs-situs artefak budaya karena banyak juga peinggalan Sriwijaya di rawa gambut,” katanya.

“Teater perlu mencari satu bahasanya sendiri untuk menyampaikan isu ini,” kata Coni.

Coni mengatakan pihaknya mengajak mencari sisi lain dari ppola pertunjukkan teater.

Baca: Kumpulan 50 Ucapan Selamat Idul Adha 2019, Cocok Untuk Sahabat, Kolega, dan Dipajang Sebagai Status

Baca: Jadwal Liga Inggris 2019/2020 Pekan Pertama, Ada Laga Bigmatch Man United vs Chelsea Live Streaming

Baca: Viral, Cara Memasak Mie Instan Tanpa Air, Mie Goreng Jadinya Benaran Digoreng, Warganet Protes

“Pun performanya kita cari dalam bentuk lain. Kemarin kita coba glosariumu project itu semacam pekerjaan mengumpulkan kata-kata yang mungkin nanti tindak lanjutnya jadi satu buku,” katanya.

Pencarian cara penyampaian alternatif ini lah yang ditampilkan Coni bersama Teater Potlot Palembang di Temu Teater Se-Sumatera di Taman Budaya Jambi.

Coni juga menambahkan premis yang disampaikan naskahnya ini lebih pada penandaan teks dari teater.

“Bahwa kita coba bicara di sini (ruang teater) tidak di ruang-ruang provokatif, ruang publik yang cenderung berbau pamflet. Kita coba mencari bahasa baru atau warna bahasa dari teater,” katanya.

Temu Teater Se-Sumatera ini diadakan 2 Agustus hingga 4 Agustus lalu. Dalam temu teater ini ada pula penampilan sutradara Iswadi Pratama dari Provinsi Lampung, Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh dan Provinsi Jambi.

Semua enyampaikan wacana berbeda-beda mulai dari isu ekologis, gaya hidup mausia modern, eksistensialisme seorang penulis sampai ekonomi dan teknologi.(Tribunjambi.com/Jaka HB)

Berita Terkini