Kronologi Anggota Paskibra Meninggal Dunia, Sebelumnya Buku Diary Aurellia Dirobek-robek Senior

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aurellia Qurratuaini, anggota Paskibra Tangerang Selatan, yang akrab disapa Aurel (jilbab hitam), semasa hidupnya bersama ibunya, Sri Wahyuni.

Farid mengatakan, latihan paskibra yang dialami anaknya sudah berlebihan.

Aurellia Qurrota Ain, anggota Pasukan Pengebar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan meninggal dunia mendadak pada Kamis (1/8/2019) di kediamannya. (Instagram/@benyamindavnie)

Ia menilai seperti itu karena dirinya Purna Paskibraka.

Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.

"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ucap dia.

Jenazah sudah dimakamkan di TPU Selapajang, Kota Tangerang, kemarin.

Tak ke polisi

Farid Abdurrahman (42) mengaku tidak akan membawa kasus meninggalnya paskibraka asal Tangerang Selatan, Aurellia Qurratuaini, ke jalur hukum.

Dia mengaku ikhlas putri kesayangannya itu menghadap Sang Pencipta.

Namun, dia berharap kasus yang menimpa putrinya ini menjadi pelajaran dan pembenahan pihak terkait yang terlibat dalam melatih para paskibraka Tanggerang Selatan.

"Secara langkah hukum ini tidak akan kita lakukan prosedur tindakan. Akan tetapi tindakan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu sudah kita sampaikan ke Ibu Wali Kota Tangsel bahwa harus dilakukan evaluasi," ucap dia.

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019). ((TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR))

Dia mengaku sudah memberikan masukan kepada Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany terkait sistem pelatihan paskibraka.

Termasuk usul menyediakan tim medis untuk para anggota paskibraka.

"Alhamdulillah mulai tadi sudah ditindak lanjutin oleh Bu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota paskibra yang lain bahwa sudah standby petugas medis di lokasi," kata dia.

Kembali menekankan, dia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar pihak yang terlibat dalam melatih para paskibraka tidak menerapkan latihan yang esktrem sehingga berujung anggota yang meninggal dunia.

"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid.

Halaman
123

Berita Terkini