Perburuan KKB

6 Fakta Konflik Antara TNI dan KKB Papua, Ratusan Amunisi Disita hingga Pengungsi Sampai 8 Ribu Jiwa

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KKB vs TNI di Nduga Papua

6 Fakta Konflik Antara TNI dan KKB Papua, Ratusan Amunisi Disita hingga Pengungsi Sampai 8 Ribu Jiwa

TRIBUNJAMBI.COM - Gangguan keamanan yang terjadi akibat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, khususnya di wilayah Kabupaten Ndugamasih belum selesai.

Dinas Sosial mencatat, akibat konflik tersebut sekitar 8.000 warga terpaksa mengungsi karena merasa nyawa mereka terancam.

Sementara itu, segala daya upaya Tentara Nasional Indonesia (TNI) pun tak kunjung berhenti.

Baca: 2 Gerobak Pelurunya Disita Tentara dari Markas KKB Papua, Egianus Kogoya Ancam Balas TNI

Baca: GABUNGAN Kopassus & Kostrad Buru KKB di Pedalaman Papua, Misi Bebaskan Sandera Tim Lorentz

Baca: Diberondong Jarak Dekat, Semut Selamatkan Kepala Prajurit Kopassus Lolos dari Peluru KKB Papua

Upaya negosiasi juga terus dilakukan, namun KKB pimpinan Egianus Kogoya masih enggan untuk menyerahkan diri.

Berikut ini fakta di balik konflik bersenjata di Papua:

1. Konflik kembali terjadi di Distrik Mugi

Baku tembak kembali pecah antara pasukan TNI dan KKB Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Selasa (23/7/2019).

Saat itu, TNI berhasil menguasai markas OPM dan mengamankan 1 pucuk pistol standar militer kaliber 9 mm, 3 buah HT, 1 buah GPS, 3 buah magazen, serta ratusan munisi kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebut hasil sitaan tersebut diyakini hanya sebagian kecil logistik persenjataan yang dimiliki OPM pimpinan Egianus Kogoya.

"Pasti banyak karena sumbernya juga banyak. Kita tidak tahu dari mana sumber itu. Contoh beberapa bulan lalu ada seorang warga Polandia yang tertangkap melakukan transaksi, berarti ada pihak-pihak tertentu di luar," ujarnya kepada Kompas.com di Jayapura, Rabu (24/07/2019).

Baca: Rahasia Jaga Penampilan Andika Kangen Band, Mau Berlama-lama Lakukan Perawatan Salon

Baca: Pemkab Muarojambi Rencanakan Bangun Akses Masuk dan Keluar Candi Muara Jambi

Baca: Hotman Paris Bereaksi Tahu Ada Pramugari Dipecat Karena Tolak Ajakan Ngamar Bos, Ngadu ke Menhub

Baca: Terungkap Surat Wasiat Adjie Massaid Ditulis Untuk Ketiga Anaknya: 7 Tanda-Tanda Orang akan Wafat

2. TNI lukai kelompok seperatis di Distrik Mugi

Aidi memastikan, ada seorang anggota kelompok seperatis terluka dalam baku tembak di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (23/7/2019).

Kolonel Inf M Aidi mengungkapkan, kontak senjata itu terjadi ketika kelompok KKB melakukan serangan gangguan tembakan terhadap Pos TNI yang berkedudukan di Distrik Mugi Kabupaten Nduga.

Baku tembak itu terjadi pada pagi buta sekitar pukul 05.40 WIT dan cuaca masih gelap serta berkabut akibat hujan gerimis.

"Namun, karena pasukan dalam keadaan siaga, maka dilaksanakan perlawanan balas tembakan sehingga KSB melarikan diri secara berpencar. Pasukan TNI dibagi dua kekuatan sebagian mengamankan pos, sedangkan satu tim kekuatan 10 orang melaksanakan pengejaran," kata Aidi, Rabu (24/7/2019) pagi.

3. Kronologi pengejaran KKB di Mugi

Aidi menjelaskan, saat pengejaran, anggota TNI menemukan jejak yang mengarah ke suatu tempat.

"Ternyata jejak tersebut mengarah ke sebuah honai dengan jarak sekitar 2,5-3 km dari kedudukan pos TNI. Saat pasukan TNI berusaha mendekati honai tersebut, tiba-tiba sekitar 5 orang KSB berhamburan keluar dan melarikan diri ke arah semak belukar di belakang honai yang ternyata merupakan jurang dan tertutup semak belukar yang rimbun," ujar dia.

Aidi mengatakan, saat itu pasukan TNI melancarkan tembakan secara terbidik dan melanjutkan pengejaran, namun KSB berhasil meloloskan diri dengan cara berhamburan masuk jurang yang tertutup oleh semak belukar.

Baca: BREAKING NEWS: Kebakaran di Kecamatan Mendahara, Tanjab Timur Belasan Rumah Terbakar

Baca: SEDANG VIRAL Penampakan Pocong di Kedungwaru Kidul Tertangkap Google Maps, Benarkah?

Baca: Gara-gara Mengeluh Harga Rokok Mahal, Seorang Pembeli Dibacok Penjual Rokok

Baca: Lama Menghilang Bak Ditelan Bumi, Artis Donna Harun Ibunda Ricky Harun Beri Kabar Mengejutkan

4. Kelompok separatis menyamar jadi warga biasa

Kolonel Inf M Aidi mengatakan, kelompok separatis bersenjata di wilayah Nduga, Papua, bisa saja berbaur di tengah masyarakat.

Bahkan, menurut Aidi, anggota kelompok separatis dapat membaur menjadi pejabat daerah, anggota dewan, hingga anggota lembaga swadaya masyarakat.

“Pemberontak ini bisa berperan sebagai rakyat biasa, pejabat daerah, anggota dewan dan LSM. Bisa saja mereka berbaur seperti ini. Walau itu masih bersifat analisis pribadi,” ujar Aidi kepada wartawan, Jumat (26/7/2019).

Menurut Aidi, dugaan itu muncul karena setiap kelompok tersebut akan melakukan pemberontakan atau pasca peristiwa, para tokoh atau beberapa pejabat membuat pernyataan kepada publik yang intinya mendukung kelompok tersebut.

5. TNI minta Egianus Kogoya menyerahkan diri

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Nduga, Egianus Kogoya segera menyerahkan diri.

"Sampaikan sama dia, salam saya untuk Egianus Kogoya, segera bergabung ke NKRI," katanya di Jayapura, Sabtu (27/07/2019).

Yosua menjelaskan, Pasukan TNI di Nduga memiliki dua tugas pokok, yaitu penegakan hukum kepada kelompok bersenjata yang kerap melakukan penembakan dan mengawal pembangunan.

Namun, TNI ia pastikan juga bisa melakukan langkah persuasif bila kelompok Egianus Kogoya memiliki iktikad baik untuk menyerahkan diri dan menyatakan siap bergabung dengan NKRI.

"Bahwa Egianus itu saudara kita semua hanya saja saat ini kita lagi tidak sepaham, untuk itu kita rangkul dan mengajak dia untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi," tuturnya.

6. Dinas sosial mencatat ada 8.000 warga mengungsi

Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Papua menyebut, jumlah pengungsi konflik sosial di Kabupaten Nduga, Papua, mencapai 8.000 jiwa.

"Kalau jumlah pengungsi korban konflik sosial di Nduga yang kita data itu hampir 8.000 jiwa. Saya tidak tahu kalau versi lain karena banyak pihak lain masuk," ujar Kepala Dinsos Papua, Ribka Haluk, di Jayapura, Kamis (25/7/2019).

Ribka mengatakan, Dinsos sudah menurunkan tim untuk melakukan pendataan.

Baca: 25 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2019, Cocok untuk Status dan Dikirimkan ke Kerabat

Baca: Download Lagu MP3 DJ Opus, DJ Nanda Lia Full Album Lagu Tiktok Terbaru Remix Original 2019 Non Stop

Baca: Macan Kemayoran Mendapat Teror, Laga PSM VS Persija, Final Piala Indonesia 2019 Leg 2 Dibatalkan

Baca: Marcus/Kevin Pertahankan Gelar Japan Open 2019, Setelah Taklukan Ahsan/Hendra di Duel All Indonesia

Masyarakat Nduga yang mengungsi tidak terfokus pada satu titik.

Mereka sudah bergerak ke kabupaten lain yang berbatasan langsung dengan Nduga.

Wilayah administratif Kabupaten Nduga berbatasan langsung dengan Jayawijaya, Mimika, Asmat, Puncak dan Lanny Jaya.

"Benar pengungsi menyebar kelima kabupaten yang ada di sekitar Nduga, ada yang ke Puncak, Jayawijaya, Lanny Jaya. Lebih banyak di Puncak karena mereka punya hubungan kekeluargaan," katanya.

Sumber: KOMPAS.com (Dhias Suwandi, John Roy Purba)


Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul 6 Fakta Konflik TNI dan KKB di Papua, Ratusan Amunisi Disita hingga Pengungsi Capai 8 Ribu Jiwa

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkini