Kapten Abdul Rivai Penuhi Janji jadi Orang Terakhir, Ingat 431 Orang Tewas Kapal Tampomas II

Ia memenuhi janjinya untuk menjadi orang terakhir yang meninggalkan kapal saat terjadi bencana. Kapten Abdul Rivai meninggal dalam tragedi nahas itu.

Editor: Duanto AS
(Dok. Kompas)
Seorang awak kapal Sangihe yang sedang berusaha menolong para korban Tampomas II, sempat mengabadikan kapal naas tersebut. Tampak para penumpang berdesakan memadati haluan dan anjungan kapal menantikan pertolongan. Sedang seutas tali sepanjang 100 meter terentang antara Sangihe dengan Tampomas II yang sudah lumpuh itu. Suasana ini diabadikan pada tanggal 26 Januari 1981 pukul 09.00. 

Ia memenuhi janjinya untuk menjadi orang terakhir yang meninggalkan kapal saat terjadi bencana. Kapten Abdul Rivai meninggal dalam tragedi nahas itu.

TRIBUNJAMBI.COM - Ingat tragedi kapal yang tenggelam 38 tahun lalu?

Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II menyimpan misteri.

Ini merupakan sebuah sejarah kelam maritim Indonesia.

Pada 27 Januari 1981, kapal milik PT Pelni tersebut tenggelam di perairan dekat Kepulauan Masalembo, Laut Jawa.

Musibah ini menyebabkan tewasnya 431 orang penumpang kapal.

Baca Juga

 Ketik di Google monyet cukur rambut akan Keluar Gambar Jokowi, Ternyata Ini Penyebabnya

 Razia Operasi Pekat di Jalan Baru, Personel Polda Jambi Temukan Warung Diduga Praktek Prostitusi

 Pembunuh Bocah SD Ternyata Simpan 2 Karung Celana Dalam Wanita, Dipakai untuk Hal Menjijikkan

 Tiga Pendaki Naik Gunung Piramid, Saksi Dua Orang Lari Turun Tapi Thoriq Tak Terlihat

 Misteri Abu Kematian Freddie Mercury, sampai 38 Tahun Meninggalnya Vokalis Queen Tak Terungkap

Sejumlah fakta terkuak di balik musibah nahas tersebut.

Berikut ini beberapa fakta di antaranya, melansir laman boombastis.com:

1. Sejak Awal Sudah Muncul Beberapa Kali Kerusakan

Kapal Tampomas sebenarnya sebuah kapal bekas berusia 5 tahun yang dibeli dari Jepang.

Begitu dioperasikan, kapal ini sudah melakukan pelayaran untuk jalur Jakarta-Padang dan Jakarta-Ujungpandang.

Namun setiap pelayaran selesai, kapal ini hanya punya waktu 4 jam untuk istirahat sebelum melakukan pelayaran selanjutnya.

Selain itu, perawatan mesin rutin juga hanya dilakukan sekadarnya.

Pada pelayaran perdananya pada 2-13 Juni 1980 dengan rute Padang-Jakarta-Ujungpandang, sudah terjadi beberapa kerusakan.

Para wartawan dan sejumlah anggota DPR yang turut serta dalam pelayaran ini juga menyaksikan serta mempertanyakan beberapa kerusakan yang terjadi selama pelayaran.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved