"Yang akan saya gunakan apabila ada masa tandingan dan yang membahayakan anak buah saya maka saya bertanggungjawab untuk mengamankan seluruh anak buah saya."
"Dan tanggal 21 itu aksi demo di KPU, tapi karena masanya belum ramai saya kembali ke pangkalan jalan Proklamasi nomor 36.
"Adapun senjata yang saya miliki itu saya dapatkan dari ibu-ibu seharga dengan jaminan uang Rp 50 juta."
Sedangkan senjata yang dimilikinya jenis Kaliber 22 dan lens Gun Kaliber 22.
Ia mengatakan senjata yang didapatkan diserahkan kepada driver sekaligus ajudan Kivlan Zein.
Dan senjata lainnya diserahkan kepada seorang bernama Udin, untuk mejadi alat pengawalan pribadi saat melakukan pemantauan.
Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengungkapkan senjata mematikan apa saja yang dipakai oleh massa perusuh dalam aksi kerusuhan 21-22 Mei 2019, di Jakarta.
Hal itu disampaikan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen pol Muhammad Iqbal melalui acara Kompas TV Live, Selasa (11/6/2019).
Mulanya Iqbal menjelaskan bahwa ratusan massa perusuh datang ke lokasi area kantor Badan Pengawas Pemilu (bawaslu) datang secara tiba-tiba.
Ia menjelaskan bahwa perusuh berjumlah 500 orang datang ke lokasi untuk melakukan penyerangan dan pengrusakan.
Iqbal menuturkan menuturkan bahwa aparat yang sedang bertugas turut menjadi korban penyerangan para perusuh.
"Bahkan petugas yang mengimbau diserang," ujar Iqbal.
Terkiat itu, Iqbal kemudian memaparkan sejumlah senjata yang digunakan untuk melancarkan aski kericuhan, seperti bom molotov, batu, hingga panah beracun.
Dirinya menegaskan bahwa dari senjata yang dipakai perusuh merupakan benda-benda yang mematikan.
"Bukan saja menggunakan benda-benda kecil, tapi menggunakan benda-benda yang mematikan," ujar Iqbal.