TRAGEDI Tujuh Jenderal Diculik, Pak Harto 'Diselamatkan' Tommy: Hampir Tewas Minum Racun Tikus

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal Abdul Haris Nasution dan Mayor Jenderal Soeharto berdoa di depan peti jenazah almarhum Jenderal Sutojo (kompas)

"Air sup tumpah dan mengguyur sekujur tubuhnya. Kulitnya terbakar dan melepuh-lepuh. Saya ingat pelajaran PPPK di Kostrad.

Baca: PERNIKAHAN Kacau, Putri Diana Jalin Hubungan Spesial dengan 5 Pria, Satunya Pengawal Pribadi

Kalau luka bakar obatnya leverstraan salf. Kebetulan ada persediaan di rumah. Maka obat itulah yang saya oleskan ke kulitnya.

Setelah itu saya bawa Tommy ke RS Gatot Subroto untuk dirawat," tuturnya sambil menambahkan Soeharto sempat menjaga Tomy bersama dirinya.

Sekitar pukul 00.00, Ibu Tien meminta Soeharto agar segera pulang ke rumah karena pada waktu itu Mamiek, putri bungsu Soeharto sedang sendirian di rumah.

Apalagi ketika itu usia Mamiek baru satu tahun.

Pengakuan Ibu Tien itu diamini Soeharto.

Menurut Soeharto, tanggal 30 September 1965 kira-kira pukul 21.00, ia bersama istrinya sedang berada di RS Gatot Subroto, menenggok Tommy yang masih berusia empat tahun.

Baca: Ditjen Pajak Semprit Kaesang Pangarep Gara-gara Sebut Harga Outfitnya Mencapai 4 M Lebih

"Kira-kira pukul 10 malam saya sempat menyaksikan Kol Latief berjalan di depan zal tempat Tomy dirawat. Kira-kira pukul 12 seperempat tengah malam saya disuruh oleh istri saya cepat pulang ke rumah di Jl H Agus Salim karena ingat Mamik, anak perempuan kami yang bungsu yang baru setahun umurnya.

Saya pun meninggalkan Tommy dan ibunya tetap menungguinya di RS," kenang Soeharto.

SATU Oktober 1965.

Suasana di Jl H Agus Salim, kediaman Soeharto masih terlihat sepi.

Tiba-tiba seorang pria bernama Hamid mengetuk rumah Soeharto yang kebetulan menjadi Ketua RT.

Hamid adalah seorang juru kamera. Ia mengaku baru saja mengambil gambar tembak-tembakan yang terjadi di sejumlah tempat.

Baca: Ini Penyakit yang Mengintai Pasca Lebaran, Dinkes Batanghari Imbau Warga Jaga Kesehatan

Tak lama kemudian datang Mashuri SH, tetangga Soeharto. Kepada Soeharto, Mashuri mengaku mendengar suara tembakan.

Soeharto pun mulai bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tanda tanya itu, muncul Broto Kusmardjo. Lelaki itu mengabarkan bahwa telah terjadi penculikan terhadap sejumlah jenderal.

Halaman
1234

Berita Terkini