KISAH 30 Prajurit Kopassus Permalukan 3 Ribu Pemberontak Kongo, Modalnya Jubah dan Bawang Putih

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fretilin vs Kopassus

Kontingen pasukan perdamaian India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya di UNOC dan terorganisir dengan baik.

Sedangkan pasukan Garuda hanya berkekuatan kecil akan tetapi mampu melakukan taktik perang gerilya dengan baik.

Bukan hanya soal perang melulu, Konga III juga mengajarkan masyarakat setempat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang berada di sekitar mereka untuk dijadikan makanan.

Baca: Bawaslu Temukan Banyak Data Berbeda, Penetapan Rekapitulasi KPU Tanjab Timur Ditunda

Seperti cara mengolah daun singkong sehingga enak dimakan.

Suatu hari terjadi serangan mendadak di markas Konga III yang dilakukan oleh para pemberontak yang diperkirakan berkekuatan 2 ribu orang.

Markas Konga III dikepung oleh para pemberontak tersebut.

Tembak menembak terjadi dari pukul 00.00, tidak ada pasukan Garuda yang tewas pada kejadian itu.

Namun, hanya beberapa luka ringan dan segera ditangani oleh tim medis.

Sedangkan para pemberontak setelah melakukan serangan langsung mundur ke wilayah gurun pasir yang gersang.

Baca: PERAMPOK Terkepung Massa, Panik Lalu Tembak Temannya hingga Tewas, Kabur Bawa Uang Rp 55 Juta

Tak mau berdiam diri saja seluruh pasukan perdamaian di Kongo dari semua negara peserta langsung melakukan rapat koordinasi untuk melakukan pengejaran terhadap gerombolan pemberontak.

Hasilnya dibentuk tim berkekuatan 30 orang yang berasal dari RPKAD/Koppasus untuk melakukan pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun.

Raut wajah bersemangat tinggi berkobar di tiap-tiap personel prajurit RPKAD yang terpilih untuk melakukan pengejaran.

Iringan doa dari semua pasukan perdamaian menyertai ke 30 prajurit terpilih karena mereka akan berada di wilayah yang disebut "no man's land".

Baca: Sempat Sekilo Rp 110 Ribu, Harga Bawang Putih di Bungo Berangsur Turun, Kini Sekilo Rp 60 Ribu

Di mana "no man's land" adalah wilayah tak bertuan yang merupakan daerah terlarang bagi pasukan PBB karena di kawasan tersebut pasukan dari india pernah ditembaki sampai habis tak bersisa.

Ke-30 pasukan RPKAD yang menyusup ke sarang pemberontak dipimpin oleh seorang kapten dan 5 orang letnan, mereka menyamar layaknya penduduk setempat, badan dan wajah digosok arang sehingga hitam menyerupai kulit penduduk setempat.

Halaman
123

Berita Terkini