Nur mengatakan Ratna selalu terlihat stres karena memikirkan sesuatu. Emosinya pun labil dan sesekali berkata ingin bunuh diri.
TRIBUNJAMBI.COM - Satu di antara kuasa hukum Ratna Sarumpaet, Insank Nasruddin, meyakini kesaksian dokter kejiwaan dalam sidang pada Kamis (9/5/2019) akan meringankan kliennya.
Insank meyakini ada faktor depresi yang menyebabkan Ratna berbohong soal jadi korban pemukulan beberapa waktu lalu.
"Kenapa Ibu Ratna bisa sampai lengah membuat kebohongan itu? Itu yang kami mau ukur. Kok bisa? Ada hal apa sebenarnya?," kata Insank, Rabu kemarin.
Jika dalam persidangan ini pihaknya bisa membuktikan bahwa Ratna berbohong lantaran kondisi psikis sedang depresi.
Yuni Shara Jadi Mantan Raffi Ahmad yang Paling Dibenci Rieta Amalia, Ingat Waktu akan Nikah
Kades Inspeksi Rumah Janda di Malam Hari, Warga Penasaran Lalu Ngintip, Kaget karena Melihat
Pramugari Arfita Dwi Putri Minta Maaf, Kabar Istri Pamit Kerja Tapi Nonton Konser Bareng Suami Orang
Diberhentikan Stasiun TV Usai Dituding Hina Nabi, Andre Taulany: Berkah dari Allah, Tak Usah Takut
Teknik Tingkat Tinggi Agen Rahasia Israel, Halim Tak Sadar Telah Direkrut, Nasibnya Berakhir
Dia yakin vonis yang akan dijatuhkan kepada Ratna akan berkurang dari dakwaan Jaksa.
Hari ini sidang kasus penyebaran berita bohong dengan terdakwa Ratna Sarumpaet beragenda mendengarkan keterangan saksi dari kuasa hukum.
Pihak Ratna akan menghadirkan tiga saksi di antaranya dua saksi ahli yakni ahli hukum pidana dan ITE dan satu saksi fakta yakni dokter yang pernah menangani Ratna Sarumpaet dalam keadaan depresi.
Terkait masalah depresi, saksi dalam persidangan sebelumnya, Nur Cahaya Nainggolan, menyatakan bahwa Ratna memang kerap mengonsumsi obat penenang untuk menghilangkan depresi.
"Saya tahu nota belanjanya, bon-bon beliau ada ke dokter-dokter, dia rutin membeli obat antidepresan atas resep dokter Pidi (dokter kejiwaan)," kata Nur saat bersaksi.
Menurut Nur, Ratna selalu terlihat stres karena memikirkan sesuatu.
Emosinya pun labil dan sesekali berkata ingin bunuh diri.
Kondisi itu sudah terjadi jauh sebelum Ratna melakukan operasi plastik.
"Dia enggak stabil, kalau lagi ngobrol-ngobrol kakak (Ratna) suka bilang mau bunuh diri, masalahnya berbeda-beda," ujar Nur.
"Kalau nanti sudah tenang dia nyamperin, dia peluk kita. Dia emang suka begitu abis marah kalau udah tenang peluk, minta maaf," tambahnya.