Pilpres 2019

Luhut Panjaitan Beberkan Obrolannya Dengan Prabowo, Ceria! Ternyata Mereka Akrab Sejak di Kopassus

Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo Subianto

Waktu kita sudah habis untuk membicarakan hal-hal tersebut, sehingga tidak ada sama sekali pembicaraan tentang Pilpres.

Proses pencoblosan sudah selesai, sekarang kita tinggal menunggu saja hasil perhitungan dari KPU.

Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin juga sangat paham mengenai urut-urutan mekanismenya dan menghormati ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pemimpin memang harus begitu.

Apalagi, KPU sendiri dilahirkan atas kesepakatan bersama antara pemerintah dengan legislatif berdasarkan konstitusi.

Maka mari kita hormati prosesnya, kita ikuti, dan kita hormati keputusannya.

Kepada masyarakat saya juga ingin menyampaikan bahwa situasi negara kita sekarang baik-baik saja.

Jangan percaya kepada siapapun yang membuat seolah-olah kita sedang dalam kondisi darurat.

Saya belum melihat ada indikasi ke arah sana karena tidak ada yang dilakukan pemerintah yang melanggar konstitusi.

Saya mantan tentara, anak kandung saya masih anggota aktif Kopassus, saya pasti tahu karena semua perkembangan masih saya dengar di kuping saya.

Sebagai penutup, sekarang kita sudah akan memasuki bulan Ramadhan.

Saya berharap teman-teman semua mulai cooling down.

Ayo kita sama-sama menatap hari esok yang lebih baik.

Mari kita bersama-sama membangun Republik yang kita cintai ini.

Sebelumnya rencana Pertemuan Prabowo dan Luhut sebelumnya diungkap Direktur bidang Media dan Komunikasi BPN Hashim Djojohadikusumo.

"Ya, mungkin. Saya dengar Pak Luhut Panjaitan akan ketemu Pak Prabowo," ujar Hashim saat ditemui di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4/2019).

Rencananya pertemuan digelar hari ini, di kediaman pribadi Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

Akrab Sejak Masih Tugas di Kopassus

Namun tahukah Anda Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo Subianto sebenarnya memiliki hubungan dekat sejak mereka masih menjadi TNI aktif dan bertugas di Kopassus.

Keduanya merupakan putra anggota TNI terbaik yang bahkan sama-sama menjadi cikal bakal terbentuknya satuan elite di Kopassus yakni Sat-81 yang dulu dikenal sebagai Satuan ahli penanggulangan teror.

Luhut dan Prabowo merupakan Komandan dan Wakil Komandan Sat-81 Gultor di awal-awal terbentuknya pasukan siluman ini.

Menelisik jauh ke belakang, Sat-81/Gultor berdiri pada dekade 1980-an atas prakarsa dari L.B. Moerdani yang saat itu menjadi salah satu dedengkot pasukan khusus dan TNI.

Konon, pasukan ini dibentuk dengan latar belakang kasus pembajakan pesawat Garuda Indonesia 206 di Woyla, Thailand tahun 1981.

Prabowo Subianto dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (Kaskus)

Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Soebianto didapuk menjadi Komandan dan Wakil Komandan pertama Sat-81/Gultor.

Mereka dikirim ke Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) di Jerman untuk menjalani spesialisasi teror.

Sekembalinya ke Indonesia, mereka bertugas merekrut anggota yang kelak menjadi penerus Sat-81/Gultor.

Kopassandha yang sekarang bernama Kopassus saat itu memiliki dua prajurit terbaik yakni Mayor Luhut Panjaitan dan Kapten Prabowo Subianto.

Pada tahun 1982 mereka dikirim ke Jerman Barat untuk menjalani pendidikan di satuan antiteror Grenzschutzsgruppe 9 (GSG-9).

Mayor Luhut dan Kapten Prabowo ternyata bisa lulus dari pendidikan GSG-9 dengan prestasi yang memuaskan.

Nama Detasemen 81/Antiteror ternyata diciptakan sendiri oleh Mayor Luhut dan Kapten Prabowo sewaktu menghadap Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf.

Berita Terkini