Saat itu, para menteri dan jenderal berkumpul di rumah Soeharto di Jalan Cendana. Jenderal TNI M Jusuf menggebrak meja dengan keras. Soeharto langsung membubarkan pertemuan itu.
TRIBUNJAMBI.COM - Jenderal di Indonesia memiliki karakter sendiri-sendiri.
Di antara yang fenomenal adalah jenderal di lingkaran Soeharto, yang bernama Jenderal TNI M Yusuf.
Beberapa buku menceritakan jenderal-jenderal di sekeliling Soeharto. Semisal buku dari Prof Salim Said, PhD, berjudul "Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto".
Salim Said menuliskan kisah mantan Panglima ABRI (sekarang Panglima TNI) Jenderal TNI Muhammad Jusuf.
Sosok jenderal ini memiliki kisah yang menarik, karena popularitasnya sempat membuat Soeharto gusar.
Kisah lain yang menarik, saat M Jusuf menggebrak meja di depan Soeharto.
Baca Juga
Ramalan Soeharto Terbukti, Namun Beberapa Tahun Sebelumnya The Smilling General Lengser
Kopassus, Kopaska dan Denjaka Bergabung, Perompak Somalia Dihabisi di Garis Pantai, Sukses Besar
Ibu Dosen Sajikan Racun Tikus untuk Sang Kekasih, Politikus Golkar Tewas di Pinggir Jalan Raya
Ranty Maria Ngaku Punya Rahasia Cinta Segitiga, Dua Orang Pria Ini yang Terkait
Maia Estianty Diminta Sabar Hadapi Sikap Irwan Mussry, Guru Spiritualnya Sebut Praha Rumah Tangga
Al Ghazali Cerita Kesedihan Maia Estianty Down 10 Tahun lalu Beli Rumah Sendiri, Lihat Mulan Jameela
Jenderal Muhammad Jusuf dilantik sebagai Menhankam/Pangab pada 1978.
Saat itu, banyak tokoh yang kaget atas pengangkatan ini.
Penyebab kekagetan itu, karena Jenderal Jusuf yang sudah hampir 14 tahun tidak berkarier di ABRI.
Sejak 1965, Muhammad Jusuf sudah menjadi Menteri Perindustrian. Kemudian saat Soeharto berkuasa, M Jusuf menjadi Panglima ABRI.
Jendeal TNI ini memiliki cerita menarik.
Dalam perjalanannya sebagai Panglima ABRI, Jenderal M Jusuf ‘bergerilya’ ke barak-barak tentara di berbagai daerah.
Tak heran, Panglima TNI yang satu ini sangat dicintai prajuritnya.
Jenderal M Jusuf juga dikenal tegas dan tak ada rasa takut.
Salim Said menulis, popularitas Jenderal TNI M Jusuf yang dari Bugis itu menyaingi Soeharto kala itu.
Kabarnya, hal ini membuat Soeharto sempat ‘cemburu’
Pertemuan di Jalan Cendana
Dikisahkan, suatu waktu ada pertemuan di kediaman pribadi Presiden Soeharto, di Jalan Cendana, Jakarta Pusat.
Pertemuan itu dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.
"Adalah Mendagri (Jenderal Amir Mahmud) yang bicara pertama kali, (bahwa) dengan semakin populernya Jenderal Jusuf selaku Menhankam/Pangab, maka diduga ada 'ambisi-ambisi tertentu Jenderal Jusuf yang perlu ditanyakan kepada yang bersangkutan.”
Manra Lihat Istri Ternyata Main Kuda-kudaan dengan Tetangga, Suami Lagi di Acara Pernikahan
Al Ghazali Cerita Kesedihan Maia Estianty Down 10 Tahun lalu Beli Rumah Sendiri, Lihat Mulan Jameela
“Tiba-tiba, Jenderal Jusuf mengebrak meja dengan tangannya. Dengan suara keras, dia berkata; Bohong! Itu tidak benar semua. Saya ini diminta untuk menjadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden."
"Saya ini orang Bugis. Jadi, saya tak tahu arti kata kemanggulangan yang bahasa Jawa itu. Tapi, saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa," tulis Salim Said.
Gebrakan meja Jenderal Jusuf mengejutkan semua yang hadir.
Soeharto langsung membubarkan pertemuan yang baru beberapa menit berlangsung di kediaman pribadinya itu.
Pergeseran dan hubungan mulai dingin
Konon, sejak itu, hubungan Jenderal TNI M Jusuf dengan Soeharto mulai dingin.
Jenderal M Jusuf jarang mengikuti sidang kabinet yang dipimpin Soeharto di Bina Graha.
Dia lebih sering mengutus Wakil Pangab dan Panglima Kopkamtib, Laksamana Sudomo, sebagai wakilnya untuk ikut sidang kabinet.
M Jusuf tak pernah jadi Wapres, apalagi presiden.
Setelah menjabat Panglima ABRI, Soeharto menggesernya menjadi Kepala Badan Pemeriksa Keuangan.
Setelah itu, sang jenderal memilih pulang kampung ke Makassar dan mengurusi masalah agama.
M Jusuf meninggal 8 September 2004.
Lepas gelar bangsawan
Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1928 .
Jenderal M Jusuf meninggal pada umur 76 tahun.
Dia merupakan satu di antara tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Indonesia.
M Jusuf juga merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis, hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada namanya.
Akan tetapi, dia melepaskan gelar kebangsawanannya itu pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi.
Dalam posisi pemerintahan ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978 - 1983.
Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada periode 1964 - 1974 dan juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode 1983 - 1993.
Kakak angkat Ahok ungkap 3 "jimat" Petta Ucu
Jenderal M Yusuf merupakan jenderal idola mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Oleh keluarganya, Jenderal M Jusuf lebih dikenal dengan sapaan Petta Ucu.
Keponakan Jenderal Muhmmad Jusuf, Andi Analta Amier, menceritakan ada tiga filosofi hidup dan cara kerja pamannya.
Inilah yang selalu dipegang sang jenderal layaknya 'jimat'.
Apa tiga prinsip hidup itu?
"Petta Ucu itu, selalu mengajari kami, hidup itu dimulai dari lempu (kejujuran), warani (berani), dan taro ada taro gau atau getteng (amanah)."
"Kalau kau jujur, maka kau akan berani, jika kau jujur dan berani, maka kau akan amanah," ungkapnya.
Andi Analta sendiri tak lain adalah kakak angkat Ahok. Menurut Analta, Ahok sangat terinspirasi dengan kejujuran dan keberanian Jenderal Jusuf.
Baca kisah-kisah sejarah tokoh Indonesia di Tribunjambi.com. (*)
Subscribe Youtube
Kopassus, Kopaska dan Denjaka Bergabung, Perompak Somalia Dihabisi di Garis Pantai, Sukses Besar
Jebakan Maut Kopaska di Bank Berhasil, Perompak Jepang Lapor Polsek Coba Kelabui
Siapa Sebenarnya Rien Wartia Trigina? Ini Kisah Cinta dan Postingan IG yang Berbuntut Laporan Polisi
Ranty Maria Ngaku Punya Rahasia Cinta Segitiga, Dua Orang Pria Ini yang Terkait
Manra Lihat Istri Ternyata Main Kuda-kudaan dengan Tetangga, Suami Lagi di Acara Pernikahan