Dirgahayu Kopassus! Mengenal Loreng 'Darah Mengalir' Seragam Korps Baret Merah TNI AD yang Melegenda
TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus memiliki seragam dengan loreng yang khas, yang disebut loreng DArah Mengalir.
Seragam loreng darah mengalir sempat digunakan oleh Korps Baret Merah sebelum akhirnya kini terbatas digunakan pada moment tertentu di Kopassus.
Kolonel Moeng merupakan satu diantara Komandan Jenderal Kopassus yang namanya melegenda.
Satu diantara hal yang dilakukannya yakni penggunaan seragam loreng darah mengalir sebagai ciri khas Kopassus.
Selain itu juga perubahan warna baret Kopassus dari cokelat menjadi merah darah memiliki cerita tersendiri.
Perubahan seragam Kopassus, dari pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khusus "darah mengalir", mengantikan seragam PDL loreng lama, juga menorehkan sejarah tersendiri.
Baca: 5 Danjen Kopassus yang Jadi Legenda, Misi Tumpas PKI, Tanggulangi Teroris Hingga Pembebasan Sandera
Baca: Dirgahayu ke-67 Kopassus, Ini Deretan Keberhasilan Prajurit Baret Merah Menjalankan Misi Penting
Perubahan itu terjadi saat Kolonel Moeng Pahardimulyo menjadi Danjen Kopassus, pada 1958-1964.
'Anak didik' Kolonel Moeng menuliskan itu secara apil dalam sebuah buku berjudul Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009, dituliskan betapa kerasnya Kolonel Moeng.
Saat itu Republik Indonesia masih berumur muda dan Para Komando rengan dirintis.
Sejarah Loreng Darah Mengalir
Dalam sejarah Kopassus seragam loreng darah mengalir pernah melegenda saat Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) melakukan operasi pembersihan pemberontakan DI/TII.
Sejarahnya awalnya pasukan Komando menggunakan seragam loreng macan tutul
Seragam loreng dengan corak khusus yang akhirnya dikenal dengan sebutan seragam loreng ‘Macan Tutul.’
Aslinya, pakaian loreng tersebut adalah buatan Amerika yang diproduksi pada masa PD-II dalam jumlah sangat besar untuk digunakan pasukan marinirnya (U.S. Marines).