"Ini kan dia punya undangan, dia mau masuk tapi gelangnya yang begini enggak ada jadi engga bisa masuk. Ya dia marah memprotes lah, lumrah itu," kata Ferdinand kepada wartawan.
Gelang yang dimaksud Ferdinand adalah gelang berbahan kertas yang dilengkapi QR code sebagai syarat memasuki arena debat.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik tidak mengikuti acara debat kelima Pilpres 2019 hingga akhir.
Di tengah acara, Rachland meninggalkan lokasi acara. Saat ditanya para awak media mengapa ia meninggalkan acara debat di tengah jalan, Rachland mengaku, sedang lapar.
"Saya enggak pulang. Saya cuma ingin cari makan. Nanti balik lagi kok ya," ujar Rachland sambil terus berjalan.
Saat awak media menanyakan lagi apa aksinya tersebut disebabkan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, ia mengatakan, tidak. "Enggak. Menurut kamu, memang harus ada masalah," ujar Rachland bertanya balik.
Ia pun berjalan keluar area hotel seorang diri. Tidak lama kemudian, Rachland rupanya mengunggah cuitan melalui akun Twitter-nya.
Baca Juga:
Dibongkar Paksa, Masih Banyak APK Capres dan Caleg di Sarolangun yang Terpampang
Nonton Live Streaming MotoGP Amerika 2019, Dini Hari Ini Siaran Langsung di Trans7
Setoran Pajak Restoran di Batanghari Baru Masuk Rp 182 Jutaan, Jalin Kerjasama dengan Bank Jambi
PTUN Menangkan Gugatan Syaihu Cs, KPU Sarolangun Akan Proses Putusan PTUN Sesuai Undang-undang
Ia menulis, "Pak prabowo sebenarnya sedang berdebat dengan siapa? Kenapa justru Pak SBY yang diserang?" Belum diketahui apa tepatnya pernyataan Prabowo yang menyinggung kader Partai Demokrat tersebut.
Setelah polemik semalam, Minggu (14/4/2019) Agus Harimurti Yudhoyono menerbitkan pernyataan sikap partai.
Melalui laman resmi Partai Demokrat, demokrat.or.id, AHY menyampaikan 5 poin berjudul 'Pernyataan Sikap Komandan Kogasma tentang Debat Capres ke-5;
1. Indonesia, negara besar yang sangat kita cintai ini, memerlukan pemimpin yang memiliki nilai-nilai yang luhur, bijaksana dan menjadi teladan untuk seluruh rakyat.
2. Salah satu sikap teladan yang diperlukan adalah memberikan penghargaan kepada setiap usaha, pengorbanan, dan pengabdian para pemimpin sebelumnya dalam memajukan dan membangun bangsa ini.
3. Kita percaya bahwa siapa pun yang terpilih dan telah terpilih menjadi pemimpin negara ini pastilah putra/putri terbaik bangsa, yang telah berkorban sebesar-besarnya untuk bangsa ini. Waktu, tenaga, pikiran, keluarga, segalanya.
4. Sikap menghargai/mengapresiasi siapa pun, apalagi yang telah berjasa untuk negeri ini, seharusnya menjadi syarat mutlak untuk dimiliki oleh pemimpin bangsa, siapa pun ia.
5. Tidak ada ruginya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi segala capaian para pendahulu kita. Tugas kita adalah melanjutkan apa yang sudah baik, dan memperbaiki apa yang belum baik, serta menuntaskan apa yang belum tuntas.
Baca Juga:
Baca Manga Gratis One Piece Terbaru Chapter 939, Sekaligus Review Komik One Piece, Awas Spoiler
BREAKING NEWS: Zahra yang Terjatuh Dari Jembatan Gantung dan Hanyut di Sungai Batang Tebo Ditemukan
Dude Harlino Ucap Selamat Untuk Roger Danuarta dan Cut Meyriska, Takjub dengan Hijrahnya
Distribusi Logistik Pemilu 2019, Wabup Sarolangun Jambi: Jangan Golput, Jangan Lagi Debat-debat
(bangkapos.com/TeddyMalaka)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: