Isra Miraj 2019, Hikmah Perjalanan Nabi Muhammad Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa Hingga ke Langit ke-7
TRIBUNJAMBI.COM - Tanggal 27 Rajab yang bertepatan dengan 3 April 2019 diperingati sebagai Isra Miraj Nabi Muhammad SAW oleh umat Islam.
Isra Miraj adalah peristiwa bersejarah bagi umat Islam karena pada malam itu Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT untuk mengerjakan shalat 5 waktu.
Pada malam tanggal 27 Rajab, Nabi Muhammad SAW dalam semalam melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Madinah ke Masjidil Aqsa di Palestina selanjutnya naik ke langit ketujuh.
Berikut arti dan hikmah Isra Miraj, sebuah peristiwa penting yang diperingati saban tahun oleh umat Islam.
Apa itu Isrja Miraj, bagaimana peristiwa ini terjadi, dan apa hikmah yang dapat dipetik di dalamnya?
Berikut arti dan hikmah Isra Miraj jelang diperingati, besok.
Umat Islam di seluruh dunia akan memperingati Isra Miraj pada tanggal 27 Rajab 1440 H atau Rabu, 3 Maret 2019.
Baca: Kumpulan Ucapan Memperingati Isra Miraj, Bisa Buat Status Facebook, WhatsApp, Instagram & Twitter
Baca: Bacaan Zikir & Doa Isra Miraj 2019 (27 Rajab 1440 H), Diajarkan Nabi Ibrahim ke Nabi Muhammad SAW
Baca: Jelang Isra Miraj 2019 - Isi Ceramah Ustadz Abdul Somad, Ini Balasan Pedih Bagi Pelakor di Akhirat
Pengertian Isra Miraj, kisahnya, dan hikmah di balik peristiwa Isra Miraj sungguh luar biasa.
Diperingati setiap tahun, masih banyak yang belum mengetahui arti Isra Miraj sebenarnya.
Arti Isra Miraj menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, isra (اسرى) atau sara (سرى) artinya adalah perjalanan di malam hari.
Secara istilah, Isra adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Isra‘: 1)
Mi’raj secara bahasa artinya adalah naik.
Secara istilah adalah naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke sidratul muntaha.
Dalam Al Qur’an, mi’raj ini disinggung dalam surat An Najm.
وَلَقَدْ رَآَهُ نَزْلَةً أُخْرَى
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى
إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى
مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى
لَقَدْ رَأَى مِنْ آَيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS An-Najm: 13-18)
Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa sidratul muntaha adalah tempat tertinggi di langit yang menjadi batas ujung pengetahuan dan amal aktifitas para makhluk.
Tidak seorang makhluk pun mengetahui apa yang ada di belakangnya.
“Tempat ini diserupakan dengan as sidrah yang artinya pohon nabk karena mereka berkumpul di bawah teteduhannya. Di dekat sidratul muntaha ada surga Al Ma’wa yakni tempat tinggal arwah orang-orang mukmin yang bertaqwa,” kata Syaikh Wahbah Az Zuhaili.
Baca: VIDEO: Detik-detik Inul Daratista Terjatuh di Panggung Kampanye Jokowi Maruf Amin
Baca: Belum Terdaftar di DPT? Bisa Cek Namamu Secara Online, Ini Cara Daftar Agar Dapat Memilih
Baca: Pesawat Ini Pernah Terjun Bebas ke Sungai Musi Hingga hancur, Pilot Diduga Ajak Penumpang Bunuh Diri
Adapun hikmah dari peristiwa Isra Miraj adalah sebagai berikut, TribunStyle.com kutip dari BersamaDakwah.net, Sabtu (30/3/2019).
1. Setelah cobaan datang silih berganti, bahkan Rasulullah mengalami tahun duka cita, Allah memberinya tasliyah (hiburan) dengan Isra Miraj ini.
2. Rasulullah memilih susu untuk beliau minum sebelum mi’raj lalu Jibril memujinya. Ini menguatkan bahwa Islam adalah agama fitrah dan kesucian.
3. Shalat Rasulullah bersama para Nabi di Baitul Maqdis menunjukkan kedudukan beliau sebagai pemimpin para Nabi.
4. Sesungguhnya Masjid Al Aqsha memiliki kaitan erat dengan Masjidil Haram.
Masjid Al Aqsha merupakan tempat isra’ Rasulullah dan kiblat pertama umat Islam.
Karenanya umat Islam harus mencintai Masjid Al Aqsha dan mempertahankannya dari segala upaya penjajah Yahudi yang hendak mencaplok dan merobohkannya.
5. Urgensi shalat dan kedudukannya yang agung.
Jika perintah lain cukup dengan wahyu melalui Malaikat Jibril, perintah shalat langsung diturunkan Allah kepada Rasulullah tanpa perantara Jibril. Shalat ini pula yang menjadi inti tasliyah (hiburan) bagi hambaNya.
6. Rasulullah hendak mencapai fase baru yakni hijrah dan mendirikan negara Islam di Madinah. Maka Allah memurnikan barisan dakwah dengan Isra Miraj.
Orang-orang yang tidak kuat aqidahnya dan mudah goyang keyakinannya, mereka murtad setelah diberitahu tentang Isra Miraj.
Adapun yang imannya kuat, mereka justru semakin kuat imannya.
7. Keberanian Rasulullah SAW sangat tinggi dalam berdakwah dengan menyampaikan Isra Miraj kepada mereka.
Meskipun mereka tidak akan percaya bahkan mencemooh dan mengolok-olok, Rasulullah tetap menyampaikan.
Beliau bahkan memberikan bukti-bukti empiris kepada kafir Quraisy meskipun mereka justru menuduh beliau sebagai tukang sihir.
8. Keimanan umat yang paling sempurna adalah imannya Abu Bakar.
Ketika orang-orang kafir Quraisy mengabarkan bahwa Muhammad mengatakan telah isra miraj, beliau langsung mempercayainya.
“Jika yang mengatakan Rasulullah, aku percaya,” demikian logika keimanan Abu Bakar sehingga beliau mendapat gelar Ash Shiddiq.
9. Rasulullah menyampaikan bahaya penyakit masyarakat yang dilihatnya.
Beliau diperlihatkan bagaimana siksa untuk orang yang suka ghibah, orang yang berzina, orang yang makan harta anak yatim, dan lain-lain.
10. Para sahabat menjadi perhatian terhadap Masjid Al Aqsha yang saat itu berada dalam kekuasaan Romawi.
Kelak di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Masjid Al Aqsha bisa dibebaskan.(*)