WANITA-Wanita Belia Sehari Layani 3 Tamu: Tarifnya Segini, Bisa Order Via Aplikasi, Begini Kisahnya

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi prostitusi

Keinginan mereka untuk mendapatkan uang jajan lebih mendorong mereka untuk berbuat hal tersebut.

Walaupun mereka tidak tahu jelas efek dari perbuatan itu terhadap tubuh sendiri dan kehidupannya di kemudian hari.

"Itu tadi karena uang jajannya, hal sederhana hanya karena orang susah dikasih uang jajan hanya Rp 1500 dia panas lihat teman-teman jajan dengan bebas dikasih Rp 20 ribu kepada anak-anaknya. Sehingga anak ini mudah terpengaruh biar bisa jajan puas dia lakukan hal semacam itu," jelas Susanti.

3. Tarif dan Sehari 3-4 Tamu

Apa yang dilakukan anak-anak di bawah umur ini menurut Susanti patut menjadi perhatian serius berbagai pihak.

Pasalnya, dalam satu hari ada pengakuan yang menyebutkan bukan satu orang yang harus dilayani melainkan lebih dari dua orang.

Aktivitas itu diawali melalui komunikasi aplikasi kencan di media sosial.

"Online mereka ini, karena pas kami gali mereka belum pernah ketemu dengan orang sebelumnya. Pas mau 'main' di hotel itu baru mereka tau tamunya. Mereka ini 'main' di hotel dengan tarif Rp 300-500 ribu, miris bukan. Ketika kami tanya, mereka dalam sehari bisa melayani 3-4 tamu. Mereka ini belum paham dampak bagi tubuh, kesehatan, mental akibat dari ini," terang Susanti.

4. Peran Orang Tua

Orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap pergaulan anak-anak.

Apa yang terjadi dan diberikan di rumah menjadi awal yang sangat penting bagi anak-anak sebelum masuk ke dunia pergaulan mereka.

Hal ini menurut Susanti sangat penting.

Maka dari itu, orang tua dan semua pihak berperan mengawasi jangan sampai hal ini terus berulang. Perlu kerjasama semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Sekarang mereka kami bina dan dalam pengawasan, jangan sampai mereka kembali terjerat. Saya juga minta orangtua jangan terlalu banyak kasih uang ke anak-anak, dikhawatirkan akan menimbulkan ke irian, enggak usah pamer. Sekolah juga harus bikin aturan enggak boleh bawa barang-barang berlebihan ke sekolah," harapnya.

Susanti meyakini, ini hanya segelintir kasus yang terkuak. Masih ada yang bahkan belum terlaporkan dan belum mendapatkan pembinaan.

Halaman
123

Berita Terkini