Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan mengatakan jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan sedangkan Prabowo-Sandiaga sebaliknya.
"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.
Adapun, survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
2. SMRC
Sementara itu menurut hasil survei SMRC, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada pada angka 57,6 persen.
Sedangkan Prabowo-Sandiaga sebesar 31,8 persen.
Ada 10,6 persen responden menyatakan tidak tahu atau rahasia.
Berbeda dengan survei Litbang Kompas, hasil survei SMRC menyebut jarak elektabilitas keduanya semakin lebar.
"Hingga melampaui 25 persen," kata Djayadi Hanan di Jakarta, Minggu (17/3/2019).
Dalam survei ini, responden diberi pertanyaan "Seandainya pemilihan presiden dilaksanakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden berikut?".
SMRC melakukan survei pada 24 Februari-5 Maret 2019, artinya tidak jauh berbeda dengan survei Litbang Kompas.
Menurut SMRC, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf naik sedangkan Prabowo-Sandiaga turun.
Pada survei mereka bulan Januari 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,9 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga 32,1 persen.
Survei ini melibatkan 2.479 responden yang merupakan warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.