Cendikiawan Muslim anggap wajar bila kalangan terdidik lebih cenderung memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dibandingkan pasangan Jokowi-Maruf Amin. Kenapa begitu?
TRIBUNJAMBI.COM-Hasil survei yang menyebutkan bahwa orang berpendidikan tinggi lebih memilih Prabowo Subianto dibandingkan Jokowi menurut cendikiawan muslim Azyumardi Azra tidak mengagetkan.
Ia menjelaskan, hal itu wajar karena Jokowi dinilai tidak merepresentasikan kalangan tersebut. Bahkan, sempat disebut sebagai sosok anti-intelektual.
"Bagi saya ini tidak mengagetkan. Jokowi sempat disebut anti-intelektual, karena memang dinilai bukan representasi mereka," kata dia di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (17/3/2019)
Baca: Bak Siluman di Siang Bolong, Serka Ismail Merayap di Dinding Kapal Perang Malaysia Buat ABK Terkejut
Baca: PENAMPAKAN Will Connolly, Remaja 17 Tahun yang Lempar Telur ke Kepala Senator Australia
Baca: VIDEO: Anggota TNI Ambil Bayi dari Kolong, Terjepit Berjam-jam Saat Banjir Bandang Terjang Sentani
Beberapa alasan yang dianggap wajar adalah Jokowi orang yang tidak dalam kapasitas untuk berbicara narasi dengan teori-teori. Jokowi, menurutnya, adalah sosok yang langsung turun ke lapangan untuk menyelesaikan masalah.
"Bahkan, Jokowi dianggap terlalu sederhana dalam menyelesaikan masalah. Sehingga, dianggap bukan bagian dari mereka," jelas dia.
Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan dalam pemaparan rilisnya, mengatakan kecenderungan orang yang memiliki pendidikan tinggi, lebih memiliki tingkat kepercayaan terhadap pasangan Prabowo-Sandi dibandingkan dengan Jokowi-Ma'ruf.
"Temuan kami, orang berpendidikan tinggi lebih memiliki kepercayaan kepada pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi. Sementara yang berpendidikan rendah di pasangan Jokowi-Maruf," ungkap dia.
Prabowo Subianto Blak-blakan Akui Dirinya Menjadi Orang Yang Keras, Karena Jalani Pendidikan TNI
CALON presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto akhirnya mengakui kenapa dirinya terlihat orangnya keras.
Prabowo Subianto mengakui menjadi keras tidak terlepas dari selama dia menjalani pendidikan selama menjadi TNI.
Namun demikian Prabowo Subianto tetap bangga atas pendidikan TNI.
Baca: VIDEO: Postingan Lama Ketum PPP Kembali Viral, Suarakan Anti Korupsi, Jadi Bahan Sindiran Netizen
Baca: Warkop DKI Reborn 3 & 4 Dibuat, Begini Penampilan Dono Kasino Indro Dulu dan Sekarang, Mirip?
Baca: Siklus Haid Lucinta Luna Teratur Tanggal 5, Penjelasan Dokter Bikin Bingung Hotman Paris
Hal ini diungkapkan Prabowo Subianto saat menghadiri acara silaturahmi dengan purnawirawan TNI-Polri dan relawan, di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta Timur, Sabtu (16/3/2019).
CALON presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri acara silaturahmi dengan purnawirawan TNI-Polri dan relawan, di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta Timur, Sabtu (16/3/2019).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo Subianto berpidato di depan para mantan komandan hingga juniornya, kala aktif berdinas di TNI.
Dalam pidatonya, Prabowo Subianto justru lebih banyak berkelakar di hadapan koleganya.
Satu di antara banyaknya kenangan Prabowo Subianto saat mengenyam pendidikan di Akademi Militer (dahulu Akabri), adalah ia mengaku sebagai taruna yang lekat dengan hukuman.
"Dulu ada cerita di Akabri, 100 taruna dihukum pasti salah satunya ada Prabowo. 30 taruna dihukum, pasti ada Prabowo. 10 taruna, pasti ada Prabowo. Lalu kalau di lapangan kalian lihat satu orang merayap, ya itulah taruna Prabowo,” ungkapnya.
Kendati demikian, Prabowo Subianto tetap bangga, karena berkat gemblengan tersebut, ia bisa menjadi capres Indonesia.
Ia pun berterima kasih atas didikan tersebut, dan bahkan mengaku tetap hormat kepada para seniornya.
“Ini tradisi tentara rakyat, sekali senior tetap senior. Saya hormat,” ujar mantan Danjen Kopassus itu.
“Jadi kalau ada yang tanya Prabowo itu orangnya keras, jangan salahkan saya, salahkan orang-orang di situ,” tuturnya.
Acara silaturahmi tersebut dihadiri para purnawirawan TNI-POLRI, di antaranya mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI (purn) Imam Sufaat, mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (purn) Ade Supandi, mantan KSAL Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Komisaris Jenderal Polisi (purn) Sofian Jacob, dan Komjenpol (purn) Nurfaizi Supandi.
Selanjutnya, Letnan Jenderal TNI (purn) Muzani Syukur, Letjen TNI (purn) Syahrir, Letjen TNI (purn) Endang Suwarya, Letjen TNI (purn) Romulo Robert Simbolon, Marsekal Madya TNI (purn) Boy Syahril, Marsekal Madya TNI (purn) Rio Mendung, dan Letjen TNI (purn) Djamari Chaniago.
Minta Maaf
Sebelumnya, Prabowo Subianto meminta maaf kepada mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dalam acara Prabowo Menyapa di Grand Pacific Hall, Sleman, DIY, Rabu (27/2/2019).
Permohonan maaf itu disampaikan Prabowo Subianto di sela pidato kebangsaannya di acara tersebut.
Bibit Waluyo saat ini menjadi salah satu relawan yang mendukung penuh Prabowo Subianto maju dalam pilpres, sekaligus menjadi Ketua Panitia Acara Prabowo Menyapa yang dilaksanakan di Sleman.
Bibit Waluyo juga menjadi relawan yang menggerakkan purnawirawan TNI Polri di Jateng-DIY untuk mendukung Prabowo Subianto.
"Saya di hadapan khalayak ramai saat ini, mau minta maaf sama Pak Bibit Waluyo yang saat itu Pak Bibit mau maju lagi jadi Gubernur Jawa Tengah," kata Prabowo Subianto di hadapan ribuan simpatisan.
Prabowo Subianto menjelaskan, saat itu Bibit Waluyo bakal maju lagi dalam pencalonan Gubernur lewat Partai Gerindra, namun ditolak.
Prabowo Subianto mengaku bersalah karena menolak Bibit Waluyo kembali maju lewat partainya.
Prabowo Subianto beralasan, waktu itu dirinya tengah belajar politik, dan belum mengerti teknik politik yang harus ia gunakan.
"Waktu itu Partai Gerindra punya kursi dan Pak Bibit mau maju. Saya tanya sama orang-orang saya yang di Semarang, bagaimana kalau kita dukung Pak Bibit? Beliau dulu senior saya, panglima perang hebat," ungkapnya.
"Terus kata orang-orang saya, Pak Bibit enggak punya uang pak. Karena waktu itu saya masih belajar politik dan belum ngerti, jadi enggak jadi dukung. Saya minta maaf pak, saya malu," sambung Prabowo Subianto.
"Harusnya waktu itu saya bilang, meskipun enggak punya uang, kita harus tetap dukung Pak Bibit Waluyo," katanya.
Prabowo Subianto juga menyinggung buruknya politikus yang ada di Indonesia. Prabowo Subianto menyebut politik di Indonesia sangat sulit dan penuh kebohongan.
Baca: VIDEO: Postingan Lama Ketum PPP Kembali Viral, Suarakan Anti Korupsi, Jadi Bahan Sindiran Netizen
Baca: Warkop DKI Reborn 3 & 4 Dibuat, Begini Penampilan Dono Kasino Indro Dulu dan Sekarang, Mirip?
Baca: Jadi Moderator Debat Cawapres 17 Maret 2019, Inilah Sosok Alfito Deannova & Putri Ayuningtyas
"Saya waktu itu lagi belajar politik, belum mengerti. Dulu tahunya hanya perang, ternyata politik itu lebih sulit dari perang, apalagi politik di Indonesia, dari 15 politisi, yang bohong ada 16 orang. Di politik rupanya bohong itu biasa, padahal kami terbiasa digembleng lurus, A ya A, B ya B," beber Prabowo Subianto.
"Rupanya di Indonesia ini banyak patgulipat, kongkalikong," cetus Prabowo Subianto.
Dukung Prabowo
Mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo memimpin deklarasi dukungan terhadap pasangan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Grand Pacific Hall, Rabu (27/2/2019).
Didampingi oleh perwakilan relawan, Bibit Waluyo membacakan deklarasi dukungan di depan Prabowo Subianto.
Dukungan ini menjadi bentuk sukarela para relawan untuk memenangkan Prabowo-Sandi menjadi Presiden.
Baca: Rahma Asy Syifa, Duta Seni Budaya dan Pariwisata Provinsi Jambi, Asalnya dari Bungo
Baca: KPK Amankan Total Uang Rp 156 Juta saat OTT yang Melibatkan Ketum PPP dan Beberapa Orang Lainnya
Baca: VIDEO: Jenis Senjata Milik Brenton Tarrant yang Digunakan Untuk Membantai di Masjid Selandia Baru
"Kami siap mendukung sepenuhnya untuk kemenangan Prabowo-Sandi menjadi Presiden Indonesia," kata Bibit Waluyo dalam deklarasinya.
Deklarasi dukungan dibacakan di depan ribuan relawan dan pendukung Prabowo. Kelompok yang mendeklarasikan diri pun dari berbagai kalangan, di antaranya Purnawirawan TNI-Polri seluruh Jateng-DIY, Alumni Perguruan Tinggi, Alim Ulama, hingga ormas-ormas. (Chaerul Umam)
TONTON VIDEO: Detik-detik Will Connolly Remaja Pemberani, Pecahkan Telur ke Kepala Senator Australia
IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Analisis Cendikiawan Azyumardi Azra Tentang Alasan Orang Berpendidikan Tinggi Lebih Pilih Prabowo