Bak Siluman di Siang Bolong, Serka Ismail Merayap di Dinding Kapal Perang Malaysia Buat ABK Terkejut

Bak Siluman di Siang Bolong, Serka Ismail Merayap di Dinding Kapal Perang Malaysia Buat ABK Terkejut

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Nasional Kompas
Pasukan elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan patroli pantai untuk pengamanan APEC Summit di Bali, 27 September 2013. 

TRIBUNJAMBI.COM - Bila sebelumnya sedang heboh perairan Indonesia dimasuki kapal patroli Vietnam bersama kapal pencari ikannya dan mendapat perlawan dari kapal perang Indonesia.

Sebenarnya, pernah ada pula kisah nyata pengusiran tentara dan kapal asing di perairan Indonesia oleh satu orang prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Setiap kali Indonesia memiliki masalah perbatasan di lautan dengan negara tetangga, maka sebagai tim aju Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL akan menjadi ujung tombaknya.

Misalnya, krisis perbatasan RI-Malaysia di Ambalat pada pertengahan 2005 lalu. Dalam sebuah momen, seorang personel Kopaska TNI AL melaksanakan tindakan heroik demi menjaga keutuhan NKRI.

Saat itu dalam upaya pembangunan mercusuar Karang Unarang sebagai salah satu titik terluar perbatasan, TNI AL menempatkan satu tim Kopaskaasal Satkopaska Armada Timur (Armatim) ke lokasi tersebut.

Baca Juga:

Promo Tiket Penerbangan AirAsia Gratis ke Empat Destinasi Negara, Ada Juga Promo untuk Dalam Negeri

VIDEO: Anggota TNI Ambil Bayi dari Kolong, Terjepit Berjam-jam Saat Banjir Bandang Terjang Sentani

Pemilu Semakin Dekat, Ihsan Yunus: Pilih Calon Yang Pancasilais

Status jalan Milik Nasional, di Wilayah Tanjung Jabung Barat Ternyata Mulai Rusak Parah

Tujuan penggelaran pasukan Kopaska adalah untuk mengamankan proses pembangunan sekaligus juga melindungi para pekerja RI yang ada di situ.

Sebelumnya pihak Malaysia memang pernah berusaha menghambat pembangunan mercusuar tersebut.

Caranya adalah dengan mengerahkan kapal-kapal milik Marine Police dan TLDM (Tentara Laut Diraja Malaysia) untuk melakukan manuver-manuver yang bisa menimbulkan ombak tinggi sehingga bisa mengganggu pembangunan mercusuar.

Tak hanya itu, mereka bahkan sempat berlabuh di lokasi pembangunan dan melakukan penganiayaan terhadap para pekerja.

Pada 1 April 2005, sekitar pukul 06.00 WITA (Waktu Indonesia Tengah), kapal-kapal Malaysia kembali melakukan aksinya.

Dua kapal mereka terdeteksi buang jangkar di jarak sekitar 500 yard dari Pontoon Lius Indah, lokasi di mana tim Kopaska di tempatkan.

Ketika diidentifikasikan dua kapal itu adalah satu kapal milik Marine Police Malaysia, sedang satunya lagi adalah kapal TLDM.

Kopaska dan Kapal Perang Malaysia
Kopaska dan Kapal Perang Malaysia (Kolase/ist)

Satu jam kemudian upaya pertama pengusiran dilakukan oleh sebuah kapal patroli TNI AL, KRI Todong Naga (819).

Tapi upaya ini tak membuahkan hasil, kedua kapal Malaysia tetap berada di tempatnya.

Kondisi ini telah diamati oleh personel Kopaska yang berada di pontoon Lius Indah dan tug boat DC-2.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved