Pasca Kematian Hori dan Ayu Begini Kondisi Terbaru Harimau dan Singa di Kebun Binatang Taman Rimba

Penulis: Nurlailis
Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Singa koleksi Taman Rimba Jambi

"Mumpung bukan hari libur jadi lumayan sepi hari ini. Jadi lebih leluasa. Selain itu ke kebun binatang juga kan bisa jadi wisata edukasi ke anak," ungkap warga Talang Banjar ini.

Sakit Penyebab Kematian Singa dan Harimau di Taman Rimba

Penyebab matinya seekor singa dan harimau di Taman Rimba akhirnya terungkap. Dalam konferensi pers yang digelar di kantor BKSDA Jambi, dua dokter hewan yang menangani satwa itu angkat bicara.

Dokter dari pihak UPTD Taman Rimbo, drh Tarmizi mengatakan, kematian singa bernama Hori diakibatkan oleh gagal jantung. Hal itu terjadi setelah Hori mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

Sementara itu, kematian harimau Sumatera bernama Ayu karena adanya indikasi paru-paru basah (pneumonia).
Tarmizi bilang, itu dikarenakan adanya penumpukan cairan di paru-paru.

BKSDA Jambi dan UPTD Taman Rimba menggelar jumpa pers terkait kematian singa dan harimau Sumatera di Taman Rimba Jambi. (capture)

"Karena ada penumpukan cairan di paru-paru. Hal itu disebabkan sistem perkandangan. Yang kami ketahui, Ayu ini sering tidur di lantai," jelasnya, Minggu (27/1/2019).

Baca: Kronologi Harimau Taman Rimba Paru-paru Basah, Muntah Lalu Mati, sebelumnya Singa Juga Mati

Baca: Dua Singa Taman Rimba Jambi Saling Cakar untuk Kawin, yang Jantan Kena Wajah, Sekarang Mati

Baca: Cinta Kehilangan Pasangan, Singa di Taman Rimba Jomblo, Suaminya Mati Akibat Cakaran

Sementara itu, dokter lain dari ZSL, drh Putra menambahkan, indikasi pneumonia itu terlihat pascaotopsi. Katanya, setelah otopsi terlihat alveoli (ujung saluran pernapasan) hancur.

"Setelah otopsi, terlihat alveoli hancur. Selain itu, kita juga melihat gangguan aktritis (sendi) akibat dari sering tidur di lantai," kata Putra.

Dia menengarai, kebiasaan tidur di lantai disebabkan tempat tidur satwa itu kurang besar.

"Tempatnya kurang. Dengan postur segitu, papannya tidak cukup," katanya.

Dia juga membenaekan, paru-paru basah yang diidap Ayu disebabkan sistemik atau kebiasaan satwa itu.
Untuk itu, ke depannya dia berharap agar para penjaga satwa (keeper) lebih aktif dalam membentuk perilaku satwa.

"Kita harap kepada keeper supaya lebih aktif. Sebab, paru-paru basah ini gara-gara sistemik. Karena prilaku," sebutnya.

Berita Terkini