Kenakan Baju Preman, Jenderal TNI Cuma Diam saat Dibentak Keras Bintara Marinir Karena Salah Parkir

Bagi mereka yang melihat wajahnya, bisa saja tak sadar bila ia sosok Jenderal TNI, namun bila orang menyebut namanya sungguh bukan rahasia lagi.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Benny Moerdani saat Operasi Seroja di Timor Timur 

TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Benny Moerdani di dunia militer Indonesia sudah tidak diragukan lagi serta reputasinya yang sangat moncer.

Seorang intelijen handal Kopassus, serta mantan Panglima ABRI (kini TNI).

Bagi mereka yang melihat wajahnya, bisa saja tak sadar bila ia sosok Jenderal TNI, namun bila orang menyebut namanya sungguh bukan rahasia lagi.

Tapi, hal itu sering terjadi padanya, terlebih saat menjadi sosok Intelijen negara yang sungguh handal.

Menjadi bagian dari Badan Intelijen Negara (BIN) bukan hal mudah.

Baca Juga:

 Dituduh Coba Bunuh Soekarno Tapi Tak Pernah Terbukti, Kisah Intelijen Indonesia Berlapis Topeng

 Polisi Tembak Kepala Sendiri di Mapolsek, Ini Isi Postingan Terakhir Istri Bripka Poltak

Jokowi Utus Dokter Terawan Rawat Ani Yudhoyono di Singapura, Ini Reputasi Dokter Hebat TNI AD Itu

SESAAT LAGI! Live Streaming Tottenham vs Dortmund di Leg I Babak 16 Besar Liga Champions Pukul 03.00

Resmi! 2 Punggawa Persib Bandung Perkuat Timnas U-22 Indonesia untuk Piala AFF U-22 2019 Kamboja

Sekarang Hari Valentine! Download Gambar & Ucapan Selamat Hari Valentine 2019 untuk WhatsApp di Sini

Ada beban berat yang harus diemban oleh setiap personel intelijen.

Jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki. Jika hilang, tidak akan dicari, dan jika mati, tidak ada yang mengakui. Itulah kira-kira gambaran seorang intelijen handal.

Ini seperti dialami Jendral LB Moerdani, 'raja intel' yang dibentak-bentak prajurit jaga, gara-gara parkir di dekat pos.

Melansir artikel kompas.com berjudul "Intelijen dan Belajar Menjadi Sosok yang Misterius", mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali, pernah menyampaikan orasi ilmiah di hadapan wisudawan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).

Said Ali mengungkapkan gambaran sosok intelijen.

"Jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki. Jika hilang, tidak akan dicari, dan jika mati, tidak ada yang mengakui," kata As'ad seperti dimuat harian Kompas, 7 Oktober 2009.

Badan Intelijen Negara.
Badan Intelijen Negara. (Net/Tribun Jambi)

Beban berat itulah yang setidaknya mengharuskan seorang personel intelijen menjaga kerahasiaannya dan belajar menjadi sosok yang misterius.

Ada beberapa intelijen Indonesia kawakan dari TNI, di antaranya Benny Moerdani.

Pada buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis yang ditulis Julius Pour, ada pengalaman menarik Benny Moerdani dalam menjaga kerahasiaannya.

Cerita itu bermula ketika Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved