Belanda kemudian melepaskan tembakan untuk menyerang.
KRI Macan Tutul ketika itu berhadapan dengan kapal perusak Belanda.
Baca Juga:
VIDEO: Setelah 2 Hari Pencarian Tubuh Guntur yang Hilang Ditemukan, Kecelakaan Speed Boat
Sopir Coba Tipu Polisi Pakai Modus Tumpuk, 2 Truk Muat Kayu Illegal Diamankan Tim Polres Tebo
Prabowo Bilang Gaji Dokter Lebih Rendah dari Tukang Parkir, Ini Tanggapan Penyanyi & Dokter Tompi
Yos Sudarso kemudian memerintahkan KRI Macan Tutul untuk pasang badan agar dua kapal lainnya bisa bisa meninggalkan medan pertempuran.
Tembakan pertama yang dilakukan kapal perusak Belanda itu meleset mengenai KRI Macan Tutul.
Di kesempatan berikutnya, tembakan yang dilakukan kapal perusak Belanda akhirnya tepat mengenai badan kapal KRI Macan Tutul yang bernomor lambung 650 tersebut.
Gugurnya Yos Sudarso
KRI Macan Tutul buatan Jerman Barat itu akhirnya terbakar dan perlahan-lahan karam ke dasar Samudera bersama 24 kru kapal.
Kru lainnya yang selamat menjadi tawanan Belanda. Kalimat terakhir dari komodor Yos Sudarso sesaat sebelum kapalnya karam yaitu ‘Kobarkan semangat pertempuran‘ ia pekikan melalui radio ke dua kapal lainnya yang berhasil selamat.
Masa Kecil Yos Sudarso
Yosaphat Sudarso atau lebih dikenal Yos Sudarso adalah salah satu orang hebat di kalangan AL Indonesia.
Beliau lahir dari keluarga terdidik dengan ayah bernama Sukarno Darmoprawiro yang berprofesi polisi dan ibu bernama Mariyam.
Sejak kecil, Yos Sudarso sudah dididik dengan keras oleh ayahnya sehingga menjadi pribadi yang cerdas, tegas, dan memiliki sopan santun yang tinggi.
Setelah menamatkan HIS yang setingkat dengan SD, Yos Sudarso ke Muntilan untuk masuk sekolah guru.
Sayangnya saat Jepang masuk negeri ini, beliau tidak bisa melanjutkannya.
Baca Juga:
Maling Lagu Jogja Istimewa Diganti Lirik Dukung Prabowo, Kill The DJ Ancam Bawa ke Ranah Hukum
Satu Gigi Buaya Copot, Meronta-ronta saat Anggota TNI AD Duduk di Atas Badannya
Kayak Kuntilanak Tiba-tiba Nongol, Jadi Apa Makna #MantanItu Buat Kalian?
Selepas dari sini, Yos Sudarso masuk ke Sekolah Tinggi Pelayaran dan akhirnya menjadi lulusan terbaik.
Dari sini, karier di dunia pelayaran Yos Sudarso dimulai setelah bergabung menjadi mualim di Kapal Goo Osamu Butai pada tahun 1944.