Keris yang Ditempa Tujuh Jumat Ini Membuat Rangkayo Hitam Sakti Mandraguna, Begini Kisahnya

Penulis: Mareza Sutan AJ
Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duplikat keris siginjei di Museum Negeri Jambi, Selasa (18/7)

Yusuf menuturkan, nama Siginjai sendiri diambil dari kata "gunjai". Konon, Rangkayo Hitam memiliki rambut panjang.

Sehingga, untuk mengikat rambutnya yang menjumbai, dia menggunakan keris untuk menusuk rambutnya yang telah dia gulung.

Baca: Tak Biasa, Pengawal Kerajaan Inggris Ngos-ngosan Bawa Peti Jenazah Putri Diana, Ini Sebabnya

"Seperti tusuk untuk konde. Karena zaman dulu, berdasarkan cerita rakyat, Rangkayo Hitam memiliki rambut yang panjang.

Dengan keris itulah dia membuat rambutnya tidak terurai. Dari kata 'gunjai', itulah yang kemudian jadi nama Siginjai," terangnya.

Kini, kesaktian Keris Siginjai dan Rangkayo Hitam masih melegenda. Nama-nama seperti Trans Siginjai dan beragam lainnya telah terkenal di Jambi.

Baca: Ekspedisi Garuda Putih, TNI AD Korem 042/Gapu Telusuri Kawasan Rimba Suku Anak Dalam Jambi

Bahkan, di Kota Jambi, nama keris itu juga menjadi ikon kota, yang menjelma menjadi Tugu Keris Siginjai.

Terkait pembuatan replica keris tersebut, Tribun Jambi pernah menurunkan tulisan mengenai hal itu.

Budi Prihatna dari Museum Perjuangan Rakyat Jambi dalam sejumlah kesempatan bercerita kepada Tribun bahwa sejumlah empu mengaku tak sanggup membuat replika Siginjai.

Akhirnya, keris itu berhasil diduplikasi oleh seorang pembuat keris di Solo. Menurut Budi, yang membuat sejumlah empu tak bisa mereplikanya adalah pada bagian hiasan yang tersemat di senjata berlekuk itu.

Baca: Geram Dikomentari, Polly yang Dinikahi Pria Muntilan ini Berikan Respon: Cinta bukan Tentang Itu

Budi yang tesisnya mengangkat tema koleksi regalia Kesultanan Jambi, mengatakan kendala para empu tersebut adalah pada bilah keris yang bermotif anggrek kamoragan kinatah. Apa itu?

Motif itu berupa hiasan rangkaian bunga anggrek dari bahan logam mulia bisa emas atau perak. Bila Anda ke museum, amati saja bilahnya.

Anda akan dapati bilah dari besi berhiaskan emas bermotif sulur daun dengan panjang 39 cm dan berluk 5. Bilah keris bermotif seperti itu di zaman dulu hanya dikenakan oleh kalangan istana.

Seorang Belanda, C den Hamer dalam tulisannya Beschrijving Twee Krissen als Rijkssieraad Verbonden aan de Sultansgezag over Djambi en het Pangeran Ratoeschap aldaar pada 1904, mendeskripsikan keris ini.

Baca: Kisah Cinta Pangeran Charles dan Camilla, Ini Fakta-fakta Skandal Perselingkuhan Mereka

Baca: Teror Bom Molotov di Rumah Pimpinan KPK, Ini 4 Faktanya, Warga Dengar Ledakan

Baca: Artis Muda Vinessa Inez Gugat Cerai Suaminya, Beredar Kabar Ada Orang Ketiga

"Kedua senjata ini mempunyai bentuk yang sama, tetapi dikerjakan dengan teknik berbeda. Lajur lingkaran pada keris
Si Ginjei bertahtakan intan, sedangkan Senja Merjaya tidak.

Keris Si Ginjei sarung kayunya dilapisi bungkus emas. Kedua keris berbentuk seperti ulat dan bilahnya dilapisi emas daun," tulis den Hamer. (mareza sutan a j)

Berita Terkini