Perubahan Soeharto yang Mencolok dari Pakaian Hingga Penolakan Hal ini saat Tak Lagi Jadi Presiden

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Presiden Soeharto.

Pak Harto, begitu Maliki menyebut Soeharto, kerap mendapat pandangan miring selama memimpin Indonesia.

Namun, dia mendapati sisi lain Soeharto yang jarang terekspose, yakni kesederhanaan.

Satu di antaranya soal pengawalan.

Soeharto sangat anti dikawal setelah tak lagi menjadi presiden.

Padahal, hak mendapat pengawalan dari polisi masih melekat kepada mantan presiden.

"Tetapi, begitu satgas polisi datang dan mengawal di depan mobil kami, Pak Harto mengatakan, 'Saya tidak usah dikawal. Saya sekarang masyarakat biasa. Jadi, kasih tahu polisinya'," tulis Maliki dalam buku tersebut, menirukan ucapan Soeharto waktu itu.

Soeharto 

Maliki mencoba memahami keinginan Soeharto, tetapi ia tetap merasa pengawalan sangat penting.

Soeharto saat pembacakan surat pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. (Wikimedia/Creative Commons)

Dia memutar otak mencari cara agar Soeharto tetap dikawal, tetapi tanpa terlihat.

Akhirnya, Maliki meminta polisi mengawal di belakang saja, bukan di depan untuk membuka jalan.

Jika jalanan macet, barulah petugas pengawal maju ke depan.

"Namun, tetap saja Pak Harto mengetahui siasat itu. Beliau pun bertanya, 'Itu polisi kenapa ikut di belakang? Tidak usah'," kata Maliki.

Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. (WIkimedia/Creative Commons)
Hari berikutnya, ide baru melintas di benak Maliki.

Baca Juga:

KPU Tanjabtim Lantik 22 Anggota PPK Baru, Tambah Dua Anggota di Tiap Kecamatan

Madel Mantan Bupati Sarolangun Urung Bacakan Pledoi Dugaan Korupsi Perumahan PNS, Ini Alasannya

Petani Casiavera di Kerinci Waswas, Dua Minggu Terakhir Kebun Mereka Disatroni Pencuri

Ia meminta pihak kepolisian agar tidak lagi mengawal mobil Soeharto.

Sebagai gantinya, ia akan berkoordinasi dengan petugas lewat radio.

Halaman
123

Berita Terkini