Kisah Intel Andalan, Siang Jualan Bakso Malam Jual Sekoteng, bahkan Jadi Hansip, Penjahat Tertangkap

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajaran Polrestabes Bandung menunjukkan bukti-bukti kasus dua pria yang ditembak mati anggota Satreskrim Polrestabes Bandung di Jalan Cisaranten Wetan, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Keduanya diduga pelaku begal. Untuk mengungkap kasus kejahatan seperti ini, polisi kadang harus melakukan penyamaran.

Pahit getir sebagai pemburu dilakoni. Waktu bersama keluarga hilang. Seperti apa kisah intel andalan ini menangkap penjahat?

TRIBUNJAMBI.COM, BANDUNG - Semua tindak kejahatan belum tentu pelakunya terang benderang, juga barang buktinya.

Misalnya ada saksi yang melihat tindak kriminal tersebut dan ada barang bukti yang ditinggalkan, penyelidikan kemungkinan bisa mulus.

Berbagai upaya dilakukan polisi untuk bisa mengungkap kasus kejahatan. Selain memeriksa tempat kejadian perkara, memeriksa saksi, dan mengumpulkan barang bukti, kadang polisi harus menyamar.

Kadang, tindakan kejahatan sangat minim barang bukti. Di sini polisi yang bertugas di lapangan turun tangan. Mereka turun ke jalan, menelusuri setiap informasi agar pelaku bisa ditangkap.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Rifai mengatakan bukan hal mudah mengungkap kasus kriminal.

Terkadang, aksi kejahatan hanya meninggalkan sedikit sekali bukti dan sangat minim kesaksian. Karenanya, untuk menungkap kasus tak jarang polisi harus menyamar.

Baca Juga:

 Isi Skripsi Dian Sastro tentang Kecantikan Bikin Pusing, Lulus S-1 Filsafat UI Berkat Rocky Gerung

 Istri Sendiri Tak Tahu Suaminya Anggota Satuan Rahasia Kopassus, Membedah Isi Sat-81

 Masih Ingat Si Kopi Maut Jessica Kumala Wongso? Setelah PK Ditolak Begini Nasibnya

 Maia Estianty Naik Jet Pribadi Keliling Indonesia, Ini Isi Jerohan Pesawatnya

 Penampakan Tampang Baru Avanza dan Xenia 2019, Miliki Lampu Utama Bertingkat dan Sudut Lebih Tegas

"Kadang mereka harus berperan sebagai pedagang bakso, nasi goreng, dan berkeliling ke pelosok kampung hingga berhari-hari," ujar AKBP M Rifai belum lama ini.

‎Satu perwira di Satreskrim Polrestabes Bandung, Tri, sempat mengisahkan pengalamannya menangkap penjahat dengan kisah-kisah penyamarannya kepada Tribun Jabar, belum lama ini.

"Pernah kalau siang jualan bakso, malam jualan sekoteng. Pernah juga jadi tukang becak, tukang parkir, jadi hansip pernah. Dijalani sampai berminggu-minggu," kata Tri.

Selama penyamaran, ia berinteraksi sebagaimana halnya pedagang.

Jajaran Polrestabes Bandung menunjukkan bukti-bukti kasus dua pria yang ditembak mati anggota Satreskrim Polrestabes Bandung di Jalan Cisaranten Wetan, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Keduanya diduga pelaku begal. Untuk mengungkap kasus kejahatan seperti ini, polisi kadang harus melakukan penyamaran. (Tribun Jabar/ Mega Nugraha)

Beragam penyamaran itu biasa dilakukan di tempat-tempat tidak jauh dari tempat kejadian sebuah perkara. Tujuan dari penyamaran untuk menggali keterangan dan mencari barang bukti.

"Karena begini, saksi di lokasi kejadian itu kadang tidak bisa dimintai keterangan jika mengaku sebagai polisi, saksi jadi bungkam atau segan. Untuk menyiasati itu, ya, nyamar," ujar Tri.

Bagi polisi seperti Tri, satu hal yang mereka yakini. Sebuah tindak pidana bagaimanapun modusnya, pasti meninggalkan jejak, sekalipun jejak itu hanya secuil. Teknik penyamaran adalah salah satu cara untuk mengungkapnya.

Pahit getir ia lakoni sebagai pemburu. Melewatkan waktu bersama keluarga hingga biaya. Namun, ia menegaskan itu bukan sebuah kendala.

Halaman
12

Berita Terkini