Profesor Intelijen Pertama di Dunua Teryata dari Kopassus, Aksi Mertua KSAD Merayapi Sarang Kobra

Penulis: Duanto AS
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kopassus

Banyak orang tidak mengetahui profesor intelijen ini berasal dari Indonesia, dan merupakan anggota Kopassus.

TRIBUNJAMBI.COM - Tahukah Anda siapa AM Hendropriyono? Jenderal purnawirawan TNI ini bukan hanya pernah menjabat Kepala Badan Intelijen Negara.

Mertua dari KSAD, Jenderal TNI Andika Perkasa, ini merupakan "master of intelligence", profesor intelijen pertama di dunia.

Menelusuri jejak AM Hendropriyono sangat menarik, karena dia ternyata merupakan anggota Puspassus, cikal bakal Kopassus.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (net)

Abdullah Makhmud Hendropriyono atau dikenal AM Hendropriyono memiliki jejak melegenda sebagai seorang jenderal.

Pada masanya, AM Hendropriyono menjadi ujung tombak pertempuran pasukan elite Kopassandha yang kini bernama Kopassus. 

Baca juga :

 Hantu Gunung Geleng-geleng Kepala Lihat Aksi Nekat Kopassus di Puncak Everest

 Kopassus Temukan Peti Penuh Uang, Benny Moerdani: Tinggalkan saja, nanti kamu mati

 5 Artis Indonesia yang Masuk Nominasi 100 Wanita Cantik Dunia 2018

 Ramalan Zodiak Hari Ini, 3 Bintang yang Sulit Jatuh Cinta, Tapi Jadi Paling Setia Jika Sudah Bersama

Selain itu, Hendropriyono pun masuk ke ranah intelijen sebagai Kepala Badan Intelijen (BIN) pertama.

Selama berkarir di dunia militer, AM Hendropriyono terlibat dalam sejumlah operasi yang membesarkan namanya.

AM Hendropriyono dikenal sebagai penuntas insiden bersejarah, Peristiwa Talangsari 1989.

Kala itu, AM Hendropriyono berhasil menindak potensi radikalisme dari Kelompok Warsidi di Talangsari, Lampung.

Pertempuran antara tim Kopassus yang dipimpin AM Hendropriyono pun menumbangkan Kelompok Warsidi itu.

Sebelum Peristiwa Talangsari 1989, AM Hendropriyono pernah melakukan aksi heroik bertempur dengan Pasukan Gerilya Rakya Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).

Ilustrasi Kopassus ()

Awalnya, pemerintah Soekarno sengaja membentuk pasukan gerilya saat konfrontasi Indonesia-Malaysia, pada 1963-1966.

Kedua pasukan itu dilatih secara khusus oleh TNI di Surabaya, Bandung, dan Bogor.

Halaman
1234

Berita Terkini