"Maka diberitahukan kepadanya Jamil bin Mu’ammar Al-Jumahi. Umar pun pergi menemuinya pada pagi-pagi buta dan aku pun berjalan mengikuti di belakangnya karena ingin mengetahui apa yang akan ia lakukan."
"Hingga ketika Umar bertemu Jamil, beliau berkata, ‘Hai Jamil, sesungguhnya aku telah masuk Islam, agama Muhammad.’"
"Demi Allah, Jamil tidak menjawab kata-kata Umar sedikit pun, tetapi ia segera bergegas pergi sambil menyeret selendangnya dan diikuti oleh Umar di belakangnya, sedangkan aku di belakang Umar sehingga ketika Jamil berdiri tepat di depan pintu masjid, ia pun berteriak dengan suara lantang:"
“Wahai orang-orang Quraisy”, sedangkan mereka berada di dalam ruang-ruang tempat pertemuan mereka di sekitar Ka’bah, ‘Ketahuilah bahwa Umar bin Al-Khaththab telah meninggalkan keyakinan nenek moyangnya.” Lihat As-Sirah An-Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, 1:370.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma menceritakan pula,
لَمَّا أَسْلَمَ عُمَرُ اجْتَمَعَ النَّاسُ عِنْدَ دَارِهِ وَقَالُوا صَبَا عُمَرُ . وَأَنَا غُلاَمٌ فَوْقَ ظَهْرِ بَيْتِى
“Ketika Umar masuk Islam, orang-orang pada berkumpul di rumahnya sambil berteriak, Umar telah pindah agama. Ketika itu aku sendiri masih kanak-kanak, ketika itu aku memanjat ke atas atap rumahku.” (HR. Bukhari, no. 3865)
Begitulah sikap Umar kepada orang-orang Quraisy sejak keislamannya.
Keislaman Umar telah membawa kemenangan dan menumbuhkan harga diri kaum muslimin, serta membawa kehinaan dan rasa minder bagi musuh-musuh Islam.
Ada banyak riwayat yang terkait hal ini, di antaranya:
Pertama:
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
مَا زِلْنَا أَعِزَّةً مُنْذُ أَسْلَمَ عُمَرُ
“Kami terus merasakan harga diri yang tinggi semenjak Umar masuk Islam.” (HR. Bukhari, no. 3863)
Kedua: