Saat harimau lengah dan mengarah ke samping, petugas segera menulup harimau dengan obat bius.
Karena kaget, harimau berlari kencang menjauhi pagar dengan suntikan obat bius menancap pada bagian samping agak ke belakang.
Akhirnya harimau berhasil dibius. Helaan nafas lega pun terdengar di dalam mobil.
Petugas segera kembali ke dalam kantor Taman Rimbo, menunggu harimau terlelap karena obat bius.
Setelah beberapa saat harimau mulai goyah dan limbung.
Akhirnya Peter pun tumbang, tak sadarkan diri.
Kondisi itu dimanfaatkan dengan cepat oleh petugas untuk menjaring Peter lalu mengangkatnya masuk ke dalam kandang.
Sartono anggota tim dari BKSDA Jambi yang bertugas melumpuhkan harimau dengan cara menyumpit, mengaku belum sempat menyumpit Peter (harimau laki-laki) ketika lepas dari kandangnya.
"Saya sudah mengeluarkan sumpit, tapi belum sempat saya gunakan karena teman kita dari Dinas Peternakan yang hadir saat itu menyumpit duluan, karena itulah saya tidak jadi menyumpit Peter," ungkap Sartono ketika dihubungi Tribun, Senin (12/3) malam.
Menurutnya menggunakan sumpit adalah ssuatu hal yang biasanya baginya.
Saat hendak menyumpit Peter perasaannya biasa saja.
Menurutnya harimau yang biasa hidup di kandang tidak seganas dengan harimau yang berada di hutan.
Ia belajar menyumpit secara secara otodidak.
Sartono mengatakan untuk menyumpit pun tidak sembarangan, harus membidik bagian tubuh yang mengandung banyak daging, kalau kena tulang takut melukai binatang itu.
Kepala BKSDA Jambi Tri Siswo, seusai evakuasi, menjelaskan proses pembiusan dilakukan dua tahap, yakni dipancing menggunakan ayam yang telah diberi bius.