Kisah Pilu Nenek 73 Tahun yang Ditinggal Anaknya Bunuh Diri, Banting Tulang untuk Tetap Hidup

Editor: Teguh Suprayitno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Oma Paulintje Kalinggang hidup sebatang kara karena ditinggal sang anak yang bunuh diri, hingga bangun makam anak dan suaminya dari hasil memulung.

Ia harus berlomba dengan pemulung lainnya yang kian banyak serta berusia lebih muda.

"Mereka lebih gesit, tapi saya tak mau kalah, " kata dia.

Dikatakan Oma, ia mencari sampah botol plastik di kawasan perumahan serta pertokoan.

Pernah ia mencari sampah hingga ke sungai. "Waktu itu susah cari botol plastik," kata dia.

Setiap hari bergulat dengan sampah, Oma tak pernah merasa sakit.

Kuncinya menurut Oma adalah berdoa.

"Kalau sakit ringan sering, tapi kalau sakit berat tidak, saya pasrah saja pada Tuhan," kata dia.

Oma mengaku sering menghabiskan waktu sendiriannya dengan mengatur peralatan memulungnya seperti karung.

Baca: Film A Man Called Ahok Tembus 1 Juta Penonton, Ini Pesan Bijak Ahok untuk Penonton

Ia juga sering membaca Alkitab. Lain waktu ia berkunjung ke rumah warga untuk menonton televisi.

Di waktu-waktu tertentu, Oma kerap men di samping sebuah kubur di halaman rumahnya.

Kubur besar itu milik suami dan anaknya. Ia membangun kubur dua orang yang dicintainya itu dari hasil memulung.

"Saya rindu pada mereka," kata dia. Kematian sang anak satu - satunya begitu tragis.

Dia bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban ekonomi. Sang anak sudah berumah tangga dan punya tiga anak.

Informasi yang dihimpun Tribun Manado, sang menantu sudah menikah lagi.

Tiga anak itu bersama ibunya. Oma mengaku tewasnya sang anak sangat memilukan hatinya.

"Waktu itu Oma sangat sedih, sepertinya tak ada alasan bagi Oma untuk hidup lagi," katanya.

Oma memilih untuk melanjutkan hidup karena ia yakin pada kemurahan Tuhan.

"Hidup harus tahu bersyukur, napas hidup saja sudah merupakan anugerah, saya akan tetap bertahan sampai Tuhan menanggil, " kata dia.

Berita Terkini