Heboh Air Rebusan Pembalut Buat Mabuk Pemuda, Ternyata Kandungan Zat Kimia ini yang Ada di Dalamnya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pembalut.

TRIBUNJAMBI.COM - Kabar maraknya fenomena minum air rebusan pembalut ramai dibicarakan belakagan ini. Terutama setelah adanya temuan kasus tersebut di sejumlah daerah di Jawa Tengah.

Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, AKBP Suprinarto sebagaimana dilansir kompas.com, mengatakan bahwa minum air pembalut menjadi salah satu alternatif remaja untuk mendapat efek seperti konsumsi narkotika.

Konsumsi air rebusan dinilai lebih murah ketimbang membeli narkotika yang dinilai mahal.

Baca: Fenomena Baru! Pemuda Mabuk-mabukan dengan Minum Air Rebusan Pembalut

Baca: Kondisi Zumi Zola Sebelum Mendengar Tuntutan 8 Tahun dari Jaksa KPK

"Jadi, pembalut bekas pakai itu direndam. Air rebusannya diminum," kata Suprinarto.

BNN, kata dia, telah menemukan kejadian itu di berbagai daerah di Grobogan, Kudus, Pati, Rembang dan Kota Semarang bagian Timur.

Mayoritas pengguna adalah anak remaja usia 13-16 tahun. BNN, sambung dia, belum bisa menindak kejadian ini karena tidak ada dasar hukumnya.

Air rebusan dinilai belum termasuk dalam kategori zat-zat berbahaya atau terlarang.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Semarang Jawa Tengah segera meneliti kandungan dari air rebusan pembalut itu.

Tim akan diterjunkan untuk meneliti sejauh mana dampak buruknya bagi tubuh manusia.

''Kalau di lapangan seperti itu ya perlu ada tindakan pencegahan," ucap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang Sarwoko Oetomo saat ditemui di sela kegiatan "Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes" di Novotel, Semarang, Rabu (7/11/2018).

Fenomena Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut, Dinkes Kota Semarang Segera Teliti Kandungannya

Sarwoko mengaku telah mendengar kabar perilaku remaja yang mengkonsumsi air di luar kewajaran tersebut.

Untuk saat ini, Dinkes Kota Semarang akan melakukan penelitian terlebih dulu sebelum menyampaikan kandungannya ke publik.

"Nanti setelah ada hasil penelitian dampak dari kebiasaan ini akan kami sampaikan," tambahnya.

Dijelaskannya, tim kesehatan nantinya meneliti zat-zat yang terkandung di dalam pembalut tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini