Idul Adha 2018 merupakan pertemuan kali terakhir Aulia Anindita (34) dengan Andika Pratama (35). Sang kakak berpulang kepada Sang Khalik saat berada di Puncak Carstensz pada Sabtu (3/11/2018).
BUNYI dering telepon siang hari itu terdengar biasa, namun kabar yang menyertai mengagetkannya. Anindita mendapat kabar kakaknya kecelakaan di Timika, Papua, tepatnya di Puncak Cartensz. Tak ada yang bisa dilakukannya saat itu kecuali berdoa.
Kabar kecelakaan Andika Pratama menyebar dengan cepat. Hanya berselang hitungan jam setelahnya, kabar dari puncak Papua itu telah sampai ke mana-mana, menyebar melalui media sosial dan telepon. Saat itu juga, banyak orang saling berkabar mengecek kebenaran informasi itu. Banyak teman-teman TK, SD, SMP, SMA kuliah dan komunitas Andika masih tak mempercayai berita itu.
Memang, Andika Pratama merupakan orang yang gampang berkawan. Pantas saja, begitu kabar dari Puncak Carstensz menyebar, ada banyak telepon dan pesan masuk ke telepon Dita, menanyakan kabar tentang Andika.
"Andika itu kancane banyak kan. Dari mana-mana, dari kanca SD sampai kanca munggah gunung takon kabar itu, mas" kata Anindita dalam bahasa Jawa dan Indonesia bercampur-campur via telepon seluler.
Andika merupakan satu di antara pendiri perusahaan jasa petualangan bebas bernama Indonesia Expedition (IE). Sebelum kejadian kecelakaan, dia menjadi pemandu untuk sekelompok pendaki dari luar negeri untuk naik ke Puncak Carstensz. Dan memang, IE kerap mendapat "pesanan" dalam dan luar negeri untuk petualangan alam seperti itu, terutama gunung. Puncak-puncak di Indonesia dan belahan dunia lain, pernah dijajalnya.
Pendakian
Penuturan Dita, pendakian di Puncak Carstensz kali ini memakan waktu cukup lama, sekira sebulan. Tim yang dibentuk pun telah persiapan matang.
Proses pendakian sempat berubah jadwal, dari rencana semula 27 Oktober menjadi 31 Oktober 2018. Perubahan itu lantaran alasan kondisi keamanan sepanjang jalur trekking. Andika mendaki ke puncak bersama pendaki Rusia dan Kazakhstan.
Awalnya, kecelakaan di Puncak Carstensz itu dikabarkan pendaki bernama Arlen yang menelepon teman Andika yang stay di Timika via telepon satelit. Dia mengabarkan Andika Pratama mengalami kecelakaan, kejatuhan batu saat mendaki.
Berita kronologi pendakian dan kecelakaan di Puncak Carstensz dapat dibuka di link INI.
Baca: Kronologi Meninggalnya Andika Pratama di Puncak Carstensz, Batu Berjatuhan di Antara Pendaki
Baca: Pemandu Pendakian Meninggal Dunia di Papua, Diduga Kejatuhan Batu Saat Naik Gunung
Baca: BREAKING NEWS: Ditresnarkoba Ungkap Penyelundupan 1 Kg Kokain, 8 Tersangka Dibekuk
Saat proses evakuasi menggunakan helikopter masih dilakukan, kabar kecelakaan itu telah menyebar ke teman Andika di Indonesia. Akun media sosial yang mengunggah kabar itu dibanjiri ungkapan duka cita, termasuk di antaranya alumni SMPN 1 dan SMAN 1 Surakarta dan pecinta alam di Universitas Parahyangan.
Sosok yang "beneran"
Anindita menuturkan tentang pribadi kakaknya yang memang menyukai kegiatan adventure sejak SMA hingga kuliah di Fakultas Hubungan Internasional Universitas Parahyangan. "Sejak SMA suka wall climbing, terus kuliah ikut Mahipala Unpar," tuturnya.
Sosok Andika Pratama memang seorang yang sungguh-sungguh menyukai dunianya. Dia mengejar "ilmu gunung' dari Indonesia, Nepal hingga Rusia. "Dari pendakian, trekking, semua dilakukan mas. Bahkan sinau gunung nganti tekan Nepal nganti Rusia. Pokoknya beneran orang yang benar-benar di bidangnya, sampai dengan empat tahun kemarin dirikan Indonesia Expedition berempat," tutur Anindita.
Keluarganya tak pernah keberatan dan memahami akan aktivitas berisiko seperti itu. Karena, meski jarang pulang, Andika selalu memberi kabar orang tuanya, Indra Firdaus sang ayah dan Purbasari sang ibu. Seperti saat akan ke Papua kemarin, Dita menuturkan Andika juga pamit, bahkan sempat menelepon saat akan mulai pendakian.
"Ke bapak ibu mesti ngabari. Kalau saya malah jarang kontak," tuturnya, seraya menuturkan posisinya ada di Yogyakarta, ibu di Bandung dan ayah di Ungaran.
Dalam percakapan singkat dengan tribun, Anindita menuturkan "gen" adventure Andika kemungkinan menurun dari kakeknya. "Eyang dulu suka juga. Kalau bapak itu dari Wanadri Bandung. Jadi mungkin saja menurun ke mas Andika," kata Dita.
Kepada teman-teman, Anindita menitipkan permintaan maaf almarhum Andika Pratama dan berterima kasih karena telah merawat sang kakak. (*)
Baca: Liga Champions - Jadwal Matchday 4, Misi Liverpool dan Barcelona Pertahankan Posisi Puncak
Baca: Ular Piton Raksasa Muncul di Batanghari, BKSDA Paparkan Penyebab Keluar Sarang
Baca: Kronologi Meninggalnya Andika Pratama di Puncak Carstensz, Batu Berjatuhan di Antara Pendaki