Ada sisi seni dalam diri Yusril. Dia sempat belajar singkat selama setahun di Akademi Teater di Taman Ismail Marzuki.
Dari pengajar sampai pengacara
Sejak muda, Yusril memang menyukai dunia hukum. Dia memulai karier sebagai pengajar di Universitas Indonesia. Di kampus itu Yusrul Ihza memperoleh titel Guru Besar Ilmu Hukum.
Di organisasi, Yusril Ihza Mahendra aktif menjadi pengurus. Seperti Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Baca: Prospek Cuaca Mingguan Provinsi Jambi 6-12 November Lengkap, Masih Potensi Hujan Lebat
Perkenalan dengan Mohammad Natsir, akhirnya banyak mempengaruhi pandangannya.
Dekat dengan Soeharto
Tak banyak yang mengetahui, Yusril merupakan orang yang menulis pidato Soeharto. Pada 1996, ia diangkat oleh Presiden Soeharto sebagai penulis pidato presiden.
Hingga 1998, dia telah menulis pidato untuk presiden sebanyak 204 buah.
Kemudian, saat Reformasi 1998, Yusril Ihza Mahendra menjadi satu di antara pihak yang mendukung perubahan politik di Indonesia. Pada masa itu, Yusril berperan besar terutama ketika ia menuliskan pidato berhentinya Soeharto.
Bersama para reformis muslim, dia mendirikan partai politik, Partai Bulan Bintang.
Selain aktif berpolitik, Yusril Ihza Mahendra menulis buku, jurnal, dan kolom di media massa. Tulisannya terutama berkisar pada masalah hukum tata negara dan politik Islam.
Yusril bersama adiknya, Yusron Ihza, mendirikan firma hukum Ihza & Ihza Law Firm.(*)
Baca: Update Jumlah Korban Kecelakaan Lion Air JT610, Tiba di Pelukan Keluarga
Baca: Jejak Karier Prestasi Kevin Sanjaya Sukamuljo sejak 2015-2018, Koleksi Medali di Berbagai Even
Baca: Jejak Karier Titi Qardasih, Ratu Modelling Indonesia yang Anak Menteri Meninggal Dunia
Baca: Jejak Karier Johan Alexander Supit, Tokoh di Balik Kesuksesan Teh Sariwangi