Jejak Karier Johan Alexander Supit, Tokoh di Balik Kesuksesan Teh Sariwangi

Di balik nama besar Sari Wangi, tak terlepas dari kerja keras Johan Alexander Supit, pendiri Sari Wangi sejak 56 tahun silam.

Penulis: Duanto AS | Editor: Duanto AS
Johan Alexander Supit. (capture indonesiatea.blogspot.com) 

TRIBUNJAMBI.COM - Puluhan tahun namanya menjadi top mind teh di Indonesia. Setiap berbicara mengenai teh celup, mungkin yang muncul dalam benak Sariwangi.

Sudah 56 tahun brand ini telah menjadi top of mind terkait dengan produk teh. Sariwangi merupakan perusahaan teh yang berdiri sejak 1962. Tapi pernahkah Anda mendengar nama Johan Alexander Supit?

Kabar mengagetkan terdengar, perusahaan teh dengan nama lengkap PT Sariwangi Agricultural Estate Agency itu dinyatakan pailit.

Tokoh di balik top mind

Dilansir dari kontan.co.id, tak bisa dipungkiri, di industri teh celup, PT Sariwangi AEA merupakan pemain besar. Perusahaan ini sukses memperkenalkan merek teh celup Sari Wangi sejak 1973. Sebagai merek teh celup pertama di Indonesia, Sari Wangi melekat erat di hati masyarakat.

Di balik nama besar Sari Wangi, tak terlepas dari kerja keras Johan Alexander Supit, pendiri Sari Wangi sejak 56 tahun silam. Hampir separuh masa hidup pria berusia 81 tahun ini dihabiskan di industri teh. Bahkan, di usianya yang sudah lanjut, ia kini masih menjabat Presiden Direktur PT Sariwangi AEA.

"Bagi saya sosok Pak Supit adalah legenda. Hidupnya hanya memikirkan industri teh dapat berkembang," kata Andrew T. Supit, putra Johan Alexander Supit yang kini menjabat sebagai director trade and small holder relation SariWangi.

Baca: Sumber Kekayaan Bambang Hartono, Peraih Perunggu Asian Games Punya Harta Rp 467,1 Triliun

Baca: Perjalanan Karier Dato Sri Tahir, Bos Mayapada Group Kirim Bantuan Gempa Palu Pakai Jet Pribadi

Baca: Jejak Karier Erick Thohir, Pengusaha yang Disebut-sebut Menguat ke Kubu Jokowi-Maruf

Menurut Andrew, ayahnya sudah kenyang pengalaman bergelut di industri teh, mulai dari perkebunan hingga pengolahan teh siap minum. Sebelum mendirikan perusahaan pengolahan teh sendiri pada tahun 1962, Supit muda sudah dan malang melintang di industri perkebunan teh.

Selama kariernya, ia pernah bekerja di perusahaan asing yang bergerak di perkebunan di daerah Jawa Barat, yakni Francis Peek & Co. Di perusahaan itu, Supit muda menangani perkebunan teh.

Ilustrasi Kebun Teh di Wonosobo. Perusahaan teh Sariwangi dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat karena tak bisa mengembalikan utang sebesar Rp 1 triliun.
Ilustrasi Kebun Teh di Wonosobo. Perusahaan teh Sariwangi dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat karena tak bisa mengembalikan utang sebesar Rp 1 triliun. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Kariernya terus berkembang, hingga ia pun berkesempatan mengikuti sejumlah pelatihan seputar teh di London, Inggris. Di sana, selama tiga tahun, ia memperdalam segala hal berkaitan dengan dunia teh, baik pemasaran maupun cara meramu teh. Dari situ, pengetahuan dan keahlian Supit di sektor teh pun kian terasah.

Tahun 1962, Supit kembali ke Indonesia. Dua tahun kemudian, dia mulai usaha sendiri dengan nama Sari Wangi. Pada tahun 1970, perusahaannya berubah menjadi perseroan terbatas.

Namun, sampai saat itu, ia belum memiliki kebun teh sendiri sehingga bisnisnya masih sebatas berdagang teh. Baru tahun 1972, ia mulai usaha pengolahan, yaitu membuat teh celup yang sekarang produksinya diekspor ke berbagai negara

Nama Sari Wangi sendiri sebenarnya diambil dari kata Sari dan Wangi. Filosofinya, dalam sebuah minuman teh yang dibutuhkan adalah sari dari teh dan aroma wanginya.

Sejak awal produksi, perusahaan ini sudah gencar melakukan inovasi. Salah satunya ketika Sari Wangi meluncurkan kemasan teh kantong pertama di Indonesia pada tahun 1972.

Teh Sariwangi
Teh Sariwangi (Teh Sariwangi.com)

Nama produk yang diperkenalkan untuk teh kantong tersebut adalah "celup". Kendati kemasan baru, poduk Sari Wangi ini ternyata mendapat respon positif dari pasar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved