TRIBUNJAMBI.COM - Saat ini Ustaz Abdul Somad masuk jajaran penceramah kondang di Indonesia. Namanya dikenal di berbagai daerah dan memiliki jemaah yang banyak.
Setiap memberikan ceramah, jemaah yang datang membeludak. Itu telah terlihat dari lokasi-lokasi ceramah yang didatanginya.
Selain ceramah secara langsung, ceramah Ustaz Abdul Somad yang beredar di media sosial juga diminati. Penggemar ustaz ini dari berbagai kalangan, masyarakat biasa, pejabat, hingga para artis.
Abdul Somad lahir di Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, pada 18 Mei 1977.
Siapa menyangka, pekerjaan Abdul Somad sebelum menjadi dai kondang, jauh dari yang dibayangkan.
Sebelum menjadi ustaz ternama seperti saat ini, Ustad Abdul Somad mengaku pernah bekerja di Mesir.
Ustad Abdul Somad pernah mengenyam pendidikan di Mesir, tepatnya di Universitas Al-Azhar.
Baca: Kini Miliki Rumah Bak Istana, Ternyata Seperti ini Kondisi Rumah Denny Cagur Saat Ngontrak
Baca: Tips Diet - Konsumsi Menu Sehat 7 Hari ini dengan Telur, Rasakan Perbedaannya Sebelum dan Sesudah
Baca: Berapa Gaji Pilot dan Pramugari Lion Air? Ada yang Sampai Ratusan Juta per Bulan
aca: Sumber Kekayaan Komedian Sule yang Jarang Terekspose, dari Warnet hingga Clothing Line
Lewat beasiswa, dia berhasil mendapatkan gelar Lc-nya dalam waktu tiga tahun 10 bulan pada pertengahan tahun 2002.
Menjadi mahasiswa di luar negeri tentunya Ustaz Abdul Somad harus berpikir keras agar kebutuhan pribadinya bisa terpenuhi.
Pria bernama lengkap Abdul Somad Batubara ini pun membeberkan jika ia dulu sempat bekerja sebagai pembagi nasi kotak.
Hal itu terungkap dari video yang diunggah akun Instagram @abdulsomadfans, Senin (29/10/2018).
"Kami memang tak pernah menggantungkan diri kepada orang tua," buka Ustaz Abdul Somad di depan para jemaah.
"Lalu makan dari mana? Dari beasiswa. Tak pernah minta. Saya kuliah (di Mesir) tak pernah sepeserpun minta uang orangtua (untuk biaya hidup). Bukan karena orangtua saya susah," ujar Ustaz Abdul Somad.
Ia pun membeberkan pengalamannya semasa krisis moneter.
"Waktu krisis moneter, dollar Rp 20 ribu, bisa saya berangkat (ke Mesir). Ongkos ditanggung orangtua, berangkat. Waktu pulang ditanggung Al Azhar, pernah begitu. Tapi untuk minta duit tak pernah," katanya.