Bukan Asal Pakai, Baju Corak Loreng-loreng TNI Ternyata Miliki Sejarahnya dan Makna

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Marinir TNI AL dan AS saat latihan RIMPAC

TRIBUNJAMBI.COM - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperingati hari jadinya yang ke-73, Jumat (5/10/2018) lalu.

Saat HUT ke-73 ini, TNI melakukan kirab bendera Sang Saka Merah Putih dari Sabang sampai Merauke sejak Jumat (28/9/2018).

Melansir dari Kompas TV, kirab ini melewati 13 kota yang mewakili pulau terbesar di Indonesia.

Di antaranya Sabang, Banda Aceh, Pekanbaru, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Manado, Makassar, Kupang, Ambon, Sorong, hingga Merauke.

Kirab ini juga melibatkan Polri, pemerintah setempat, dan komunitas warga.

Baca: Belum Berikan CSR, Puluhan Perusahaan di Tanjab Barat Terancam Disanksi

Baca: Terbukti Berhubungan Badan dengan Seekor Kambing Betina, Pria Ini Diadili

Baca: Pengakuan Manajer Hotel, Tarif Prostitusi Online dari Mahasiswa hingga Ibu-ibu, Ada yang Kayak Model

Adapun puncak acaranya, yaitu saat upacara bendera di Kota Merauke, Papua pada HUT ke-73 TNI.

Seperti diketahui, TNI begitu dikenal karena semangat juangnya.

Ciri khas lain dari TNI tentu saja dari seragam lorengnya.

Kodiklat TNI AD, Mayjen Andika Perkasa, saat memberikan medali dan ijazah kepada para mantan siswa kecabangan di Pusdikarmed, Cimahi, Rabu (31/1/2018). (Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama)

Tapi pernahkah Anda terpikir mengapa TNI harus mengenakan seragam loreng?

Dilansir Tribunnews dari kodam17cendrawasih.mil.id, ternyata seragam loreng TNI itu mempunyai tujuan khusus.

Motif loreng berguna untuk melakukan penyamaran atau kamuflase sehingga keberadaan anggota TNI tidak bisa terdeteksi musuh.

Hal itu termasuk ke dalam teknik survival.

Bahkan untuk perlengkapan pun ikut diwarnai motif loreng agar bisa 'menyatu' dengan seragam saat perang.

Merujuk kepada sejarah seragam tentara sebelum masa Perang Dunia I, para tentara tidak terlalu mempedulikan soal kamuflase.

Baca: November Ini, Swiss-Belhotel Jambi Siap Segar dengan Ginger Beer Moctail dan Sup Kakap Asam Pedas

Baca: Hanya Satu yang Lolos, Ini Pengalaman Peserta Ujian CAT Penerimaan CPNS 2018 di Kabupaten Tebo 

Mereka beranggapan dengan memakai seragam militer berwarna mencolok dapat menakuti musuh.

Namun pada tahun 1800-an, muncul-lah tren memakai seragam loreng di kalangan tentara.

Pada motif loreng seragam TNI terdiri dari tiga warna, yaitu hijau, hitam, dan cokelat.

ABA-ABA --- Pandam III Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim terpaksa memberikan aba-aba agar ribuan pasukan menghentikan yelyel pembangkit semangat saat acara peringatan Hari ulang tahun ke 69 Kodam III Siliwangi, di Lapangan Tembak, Gunung Bohong, Kota Cimahi, Rabu (20/5/2015). (TRIBUN JABAR / ZELPHI)

Masing-masing dari warna itu mewakili kondisi di Indonesia yang dipenuhi pepohonan, tanah, dan kayu.

Motif loreng pada seragam TNI disebut pola m 81 Woodland.

Motif tersebut mulai terkenal pada tahun 1981 dan digunakan oleh tentara Inggris saat berperang melawan Argentina memperebutkan Kepulauan Falkland atau Malvinas.

Maka tak heran jika sebagian orang menyebut motif loreng ini sebagai loreng loreng Malvinas. (*)

Baca: Cara PSK Online Mengakali Fitur BeeTalk untuk Cari Mangsa, Pakai Kode-kode

Baca: Bayaran Aktor Film Dewasa Pria Lebih Kecil Dibanding Pemeran Wanita, Ada Segudang Peraturan

Baca: Saddil Ramdani Resmi Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan, Sebut Dirinya Dibikin Ribut Saat di Asrama

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkini