HUT ke 73 TNI

Legenda Kopassus, Kisah Pertempuran Prajurit Baret Merah yang Dibela Mati-matian Oleh Panglima ABRI

Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kopassus

TRIBUNJAMBI.COM - Timah panas menembus kaki kirinya, sementara pecahan granat tertancap di punggung kanannya. Tersungkurlah ia.

Agus Hernoto menjadi satu diantara prajurit RPKAD atau Kopassus yang diturunkan di wilayah Irian Barat. 

Agus berjibaku di bawah berondongan peluru tentara Belanda. 

Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya.

Namun, dalam situasi seperti itu, ia memilih jalannya sendiri.

Itulah sekelumit kisah Kolonel Inf Agus Hernoto di buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus.

Diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, buku tersebut sengaja dimunculkan bertepatan dengan ulang tahun ke-65 Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Minggu (16/4/2017).

Baca: Ketika Elite Politik Mati-matian Membela Ratna Sarumpaet Dalam Sekejab Seolah Cuci Tangan

Sudah sejak 1952, pasukan baret merah yang awalnya bernama Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT) ini terus mempertahankan keutuhan NKRI.

Dalam catatan sejarah TNI, Kopassus terlibat dalam berbagai operasi berat, antara lain penumpasan DI/TII, PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, pembebasan sandera di Don Muang, dan lainnya.

Berbagai operasi tersebut dijalankan dengan senyap dan tak terdeteksi.

Untuk itulah, buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus ada.

Buku ini mengisahkan Agus Hernoto, anggota pasukan komando berkaki satu yang tetap memiliki semangat juang tinggi, menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah lama keluar dari Kopassus.

Sebagai anggota, Agus saat itu mendapat tugas memimpin Operasi Banteng I dalam rangka pembebasan Irian Barat.

Baca: Misi Kopassus Gunakan Pakaian Tradisional Barong Tagalog Hingga Penyamaran Luar Biasa

Kakinya terpaksa harus diamputasi karena tertembak tentara Belanda.

Kolonel Inf. Agus Hernoto (Kompas.com)

Agus lalu dikeluarkan dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) karena cacat.

Namun, dia lantas dibela oleh atasannya, Benny Moerdani.

Akibatnya, Agus dan Benny malah dikeluarkan dari RPKAD.

Sekeluarnya dari Kopassus, Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa atau Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno.

Benny sendiri bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan darat (Kostrad).

Agus dan Benny kemudian bergabung dengan Operasi khusus (Opsus) yang dipimpin oleh Ali Moertopo.

Benny Moerdani ()

Keduanya bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto.

Baca: Saat Evakuasi Korban Tsunami Palu, Anggota TNI Temukan Brankas yang Isinya Mengejutkan

Di dalam Opsus Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny.

Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui dii sehingga muncul ungkapan "Agus itu Opsus. Opsus itu Agus".

Tokoh orba Setelah mendapat kesaksian akan keberanian Agus dari tentara Belanda yang menawannya, pemerintah memberikan penghargaan Bintang Sakti kepada agus.

Tak banyak prajurit meraih penghargaan tertinggi di militer ini.

Hanya mereka yang menunjukkan sikap luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya.

Agus adalah salah satunya.

Kisah Agus sendiri juga tetap diingat oleh Presiden Soeharto sehingga setiap kali bertemu, Presiden RI kedua itu selalu menanyakan kondisi kaki Agus.

Selama hidupnya, Agus mengabdi kepada bangsa dan negara sejak masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam Divisi Brawijaya di Malang.

Baca: Bantah Tudingan PKI, Anti Islam dan Antek Asing Ini Bukti yang Dipaparkan Oleh Jokowi

Dia kemudian bertugas di Batalion Andi Mattalatta di Makasar, Sulawesi Selatan, RPKAD (Kemudian menjadi Koppasus), Operasi Pasukan Khusus (Opsus) di bawah Kostrad, menjadi Opsus di bawah Bakin, dan terakhir di Pusintelstrat Hankam (kemudian bernama Bais ABRI).

Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.

Ia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.

Yang menarik, ternyata kisah hidup Agus Hernoto beririsan dengan berbagai peristiwa dan tokoh besar di republik ini terutama di zaman Orde Baru.

Mengikuti sosokya, kita bisa ikut mencermati sepak terjang tokoh Orde Baru, seperti Benny Moerdani maupun Ali Moertopo dari sisi Agus Hernoto.

Baca: Sempat Dekat dan Dibantu Ahok, Tetangga Beberkan Sifat Asli Ratna Sarumpaet dan Anak-anaknya

Baca: Ramalan Zodiak Mingguan Hingga 13 Oktober 2018, Aries Aktifitas Lancar, Gemini Dapat Keuntungan

Sosok Agus Hernoto merupakan salah satu jendela bagi kita untuk meneropong perjalanan awal Kopassus dan kiprah seorang prajurit Komando setelah tidak bergabung dengan Kopassus.

Lewat Agus, bisa dikatakan bahwa semangat juang dan identifikasi diri seorang anggota pasukan Komando tidak akan luntur, bahkan ketika tak lagi bertugas sebagai Kopassus. Komando!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Agus Hernoto, Legenda Pasukan Komando"

Berita Terkini