Sejarah Indonesia

Komandan Kopassus yang Tetap Berpihak ke Soeharto Walau Dibujuk Bersekutu dengan G30S PKI

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sarwo Edhie Wibowo pimpin RPKAD tumpas PKI

Setelah Sudiro pergi, Sarwo Edhie dikunjungi oleh Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa.

Sabur meminta Sarwo Edhie untuk bergabung dengan Gerakan G30S.

Sarwo Edhie mengatakan kepada Sabur dengan datar bahwa ia akan memihak Soeharto.

Pada pukul 11:00 siang hari itu, Sarwo Edhie tiba di markas Kostrad dan menerima perintah untuk merebut kembali gedung RRI dan telekomunikasi pada pukul 06:00 petang (batas waktu dimana pasukan tak dikenal diharapkan untuk menyerah).

Ketika pukul 06:00 petang tiba, Sarwo Edhie memerintahkan pasukannya untuk merebut kembali bangunan yang ditunjuk.

Baca: Akhirnya Mengaku Juga ke Melaney Richardo, Bagian Tubuh Lucinta Luna yang Dioperasi

Baca: Diamankan di Bandara Internasional Minangkabau, DPO Kasus Perbankan Tiba di Kejati Jambi

Hal ini dicapai tanpa banyak perlawanan, karena pasukan itu mundur ke Halim dan bangunan diambil alih pada pukul 06:30 petang.

Dengan situasi di Jakarta yang aman, mata Soeharto ternyata tertuju ke Pangkalan Udara Halim.

Pangkalan Udara adalah tempat para Jenderal yang diculik dan dibawa ke basis Angkatan Udara yang telah mendapat dukungan dari gerakan G30S.

Soeharto kemudian memerintahkan Sarwo Edhie untuk merebut kembali Pangkalan Udara.

Memulai serangan mereka pada pukul 2 dinihari pada 2 Oktober, Sarwo Edhie dan RPKAD mengambil alih Pangkalan Udara pada pukul 06:00 pagi.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkini