"Saya tidak mengatakan bahwa ulama itu harus di tengah, saya mengatakan bahwa kalau ada para ulama yang ingin tetap di tengah, maka biarlah dia di tengah, tidak perlu ditarik-tarik atau dipersepsikan harus ke sana harus ke sini," bebernya.
Baca: Tanggapi Soal Deretan Nama Tokoh Politik Jokowi-Maruf, Ketua Progress 98: Nggak Usah Sewot
Ia juga menjelaskan, ranah pengabdian untuk para ulama ada banyak, tidak harus dengan mendukung salah satu pasangan capres-cawapres.
"Mungkin ada yang merasa bahwa dengan mendukung calon presiden tertentu dia telah menunaikan amanah berdakwahnya, dan itu tidak bisa disalahkan, ada yang merasa udah deh daripada saya ke sana kesi mendingan saya di tengah saja, mungkin dengan ini saya lebih mampu ke mana-mana bisa berdakwah dengan tenang, itu juga satu perspektif yang harus dihormati," jelasnya.
Ini videonya :
Sitti Rohmi Djalilah mengikuti jejak adiknya, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi.
Ia keluar dari Partai Demokrat dan memutuskan untuk mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Sitti usai dilantik Presiden Jokowi sebagai wakil gubernur NTB di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/8/2018).
"Saya sudah mundur dari Demokrat, tidak lama setelah TGB mundur," kata Sitti.
Baca: SBY: Saya Sudah Lelah dan Bersabar Selama 10 Tahun, Mohon Izin Bapak Jokowi
Baca: Analis Politik Ini Sebut Pilpres 2019 Jadi Ajang Wapres yang Tertukar
Baca: Sederet Nama Besar Masuk Tim Kampanye Daerah Jokowi-Maruf Amin, dari Dahlan Iskan Sampai. .
Baca: Dahlan Iskan, Khofifah, Emil Dardak Hingga Risma Masuk Tim Kampanye Daerah Jokowi-Maruf
Sitti enggan menjelaskan apa alasan yang membuatnya mundur dari partai yang telah mengusung dan memenangkannya di Pilgub NTB.
"Tidak mungkin saya bisa sampaikan di sini. Hal-hal yang memang secara moril harus berada pada posisi itu," kata dia.
Sitti mengatakan, setelah keluar dari Partai Demokrat, ia kini berstatus nonpartai. Sitti juga menegaskan bahwa dirinya keluar dari partai berlambang mercy itu secara baik-baik.