Nyamar Jadi Teller Bank, Anggota Kopaska ini Berhasil Kelabuhi Anggota Separatis GAM & Menyergapnya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Sofyan hanya ditugaskan sang paman untuk mengambil uang tebusan.

Setelah ditangkap, Kopaska memerintahkan Sofyan untuk menelepon si paman untuk mengabari bahwa uang sudah diambil dan tawanan dapat dilepaskan.

Empat hari disandera si nahkoda dan KKM akhirnya dibebaskan.

Baca: Inilah Kisah Lahirnya Manusia Katak, dari 17 Jadi 12 Orang Lahir Komando Pasukan Katak (Kopaska)

Baca: Ketika Navy Seal AS Gentar Lihat Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL yang Misterius & Sangar

Baca: Tak Ganti Baju Sebulan Hingga Hilangnya Anggota Kopassus saat Operasi Militer di Timor Timur

Begitu dilepas, Jepang baru curiga kenapa kemenakannya tidak kunjung tiba. Jarak Lhokseumawe ke Perlak agak jauh memang, sekitar 2,5 hingga 3 jam perjalanan darat.

Itu pun kalau jalannya mulus. Tapi tentu tak sampai seharian, maka tak heran jika Jepang mulai curiga.

Jepang kemudian membuat laporan orang hilang ke kantor polisi.

“Dia bilangnya ada bantuan dari Jakarta untuk membangun jalan. Tapi yang bertugas mengambil uang hilang,” ujar Koptu Totok.

Kebetulan beberapa anggota Tim Kejar di saat yang sama sedang istirahat di sebuah kedai kopi dekat Polsek Perlak.

Mereka melihat dengan jelas, lewat mata sendiri kalau si Jepang keluar dari Polsek. Bukannya langsung disergap, tim malah tidak mau gegabah.

Tim Kejar berpikir sangat riskan jika melakukan penangkapan di daerah Perlak karena daerah tersebut sudah dikuasai GAM.

Apa jadinya jika begitu disergap mereka malah gantian dipentungi oleh masyarakat di sekitar situ yang ternyata anggota GAM.

Kopaska

Tim Kopaska memilih untuk membuntuti incarannya yang pergi ke rumah orang tua Sofyan di Lhoksumawe.

Sampai di rumah kakaknya Jepang belum juga disergap. Tim penyergap dengan sabar membuntuti sasarannya ini ke tujuan berikutnya, bank tempat Sofyan menarik uang.

Pihak bank memperlihatkan bukti pengambilan uang kepada Jepang dan kakaknya yang ikut serta.

Merasa uangnya memang sudah dicairkan Jepang akhirnya kembali ke Perlak. Tiba di salah satu perempatan jalan di ujung kota Lhokseumawe Jepang dipaksa berhenti oleh lampu merah.

Halaman
1234

Berita Terkini