Tak Ganti Baju Sebulan Hingga Hilangnya Anggota Kopassus saat Operasi Militer di Timor Timur
Kopassus juga berperan dalam operasi yang dilancarkan di Timor Timur itu. Sebelum pasukan diterjunkan mereka dibekali dengan data intelijen
TRIBUNJAMBI.COM - Operasi Seroja dilancarkan pertama kali pada 7 Desember 1975.
Disebut-sebut, operasi tersebut sebagai operasi militer terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia.
Kopassus juga berperan dalam operasi yang dilancarkan di Timor Timur itu.
Baca: Asian Games 2018 - Agar Lolos ke-16 Besar, Timnas U-23 Indonesia Harus Menang dari Hong Kong
Sebelum pasukan diterjunkan mereka dibekali dengan data intelijen dan perlindungan udara.
Namun, data tersebut meleset atau tidak akurat.
Misalnya, Sungai Komoro dikabarkan penuh buaya dan airnya meruah.
Ternyata sungai itu kering, tidak ada apa-apa, buaya saja tidak ada.
Operasi serbuan udara dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 1975 pukul 22.00.
Melansir dari Intisari, operasi serbuan udara itu melibatkan banyak personel.

Sebanyak 390 personel Yonif Linud 328 diterjunkan bersama pasukan lainnya, yakni Yonif Linud 401 (533 orang), Mabrigif Linud 17 (9 orang), Ton Parako, Pakhas TNI AU (158 orang) guna menguasai Bandara Internasional Baucau.
Mereka diangkut dari Pangkalan Udara Kupang dengan pesawat angkut Hercules C-130 sebanyak 18 sortie.
Sebelum pasukan ini terjun, perlindungan udara lebih dulu dilakukan.
Sasaran pasukan diserang oleh pengebom B-26 dan OV-10 Bronco.
Lokasi penerjunan bukanlah lahan yang mulus tetapi berbatu karang.
Baca: Google Doodle Spesial Hari Ini, Warna-warninya Semarakkan Asian Games 2018
Baca: Beasiswa Hingga Prioritas Jadi TNI, Sederet Penghargaan Yang Menunggu Bocah Pemanjat Tiang Bendera
Akibatnya pasukan mengalami luka-luka hingga babak belur.