Dua kriteria tadi, punya integritas dan kuat yang memiliki kemampuan ada dalam diri Mahfud MD.
Integritas dan kemampuan disebut dalam istilah Al-Quran sebagai “al-qawiyy al-amin” (orang yang kuat, mampu dan dapat dipercaya).
Kriteria ini disebutkan dalam Firman Suci yang dituturkan melalui seorang putri Nabi Syuaib saat menyebut Nabi Musa adalah orang yang cocok untuk membantu mengembala dan melayani keluarga ini:
إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ
…sesungguhnya orang yang paling baik yang bisa kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. Al-Qashash: 26).
Terinspirasi Sayyidina Abu Bakar dan Umar; Atau Yudhistira dan Bima
Bagi kalangan santri, pasangan pemimpin para Sahabat sepeninggal Nabi adalah Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar yang memiliki karakter yang berbeda namun saling melengkapi. Sayyidina Abu Bakar punya karakter yang lembut, bijak dan tenang. Sedangkan Sayyidina Umar memiliki karakter yang kuat, tegas, berani dan petarung. Setelah wafatnya Nabi Muhammad, kesuksesan kepemimpinan para sahabat sebenarnya mengakar pada karakter pasangan ini yang telah membangun suatu sistem dan fondasi bagi kepemimpinan setelahnya pasca-Nabi.
Bagi yang akrab dengan cerita pewayangan juga teringat dengan karakter Yudhistira atau Puntadewa yang lembut dan bijak dengan Bima atau Werkudara yang berani, tegas dan petarung yang menjadi panutan Pandawa.
Yang satu bijak, yang satu berani, ibarat gas dan rem dalam kendaraan, bak yin dan yang saling melengkapi. Seperti al-jalal (maskulin) dan al-jamal (feminin) yang terangkai baik.
Bagi saya karakter Jokowi yang lembut dan bijak akan terlengkapi dengan karakter Mahfud MD yang tegas dan trengginas. Keduanya sama-sama memiliki integritas dan pekerja keras.
Diterima Semua Kalangan
Mahfud MD bisa diterima semua kalangan, khususnya kalangan muslim baik yang berasal dari kelompok yang disebut “tradisionalis” dan “modernis”. Mahfud MD bisa menggantikan Jusuf Kalla untuk meraih simpati dari kalangan ini. Kedekatan Mahfud MD dengan Gus Dur membuatnya dekat dengan para kiai dan alim ulama NU. Darah dan kelahirannya sebagai orang Madura tak disangsikan lagi sebagai warga Nahdliyyin. Namun Mahfud MD besar di kalangan “modernis” dari basis para intelektual modernis kampus UII Yogyakarta, aktivitasnya di HMI dan kemudian KAHMI, kedekatannya dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah, serta jaringannya yang luas dan tokoh publik yang dihormati membuat Mahfud MD menjadi sosok yang bisa diterima semua kalangan (acceptable).
Sebagai santri, Mahfud MD juga dikenal sebagai orang yang nasionalis. Kegigihannya melawan propaganda kelompok-kelompok radikal seperti Hizbut Tahrir dan menjaga ideologi negara ini, Pancasila
Sebagai murid Gus Dur, Mahfud MD mewarisi perjuangan demokrasi dan anti diskriminasi Gus Dur yang membentuk dirinya membela prinsip-prinsip konstitusi terlepas dari istilah “mayoritas” dan “minoritas” karena semua warga negara sama di hadapan konstitusi dan hukum.
Politisi yang Humanis
Selain integritas dan jaringan, saya melihat Mahfud MD mewarisi sisi humanis sebagai politisi dari Gus Dur. Sisi humanis yang nampak adalah tidak ada dendam dan kedengkian pada seseorang meskipun berbeda pilihan politik. Gus Dur selalu mengatakan lawan politik terbesarnya adalah Soeharto, yang menurutnya pernah ada usaha membunuhnya, namun saat Soeharto tumbang Gus Dur mengunjunginya sebagai relasi kemanusiaan. Tapi saat jadi presiden, Gus Dur tetap menginginkan Soeharto diadili, kalau bisa menyerahkan harta yang terbukti mengambil dari negara, Gus Dur akan siap mengampuni.
Sebagai politisi yang manusiawi, Gus Dur bisa berkomunikasi dan menjalin silaturahmi dengan siapapun yang pernah berkonflik dengannya. Dengan Akbar Tanjung, Wiranto, Jusuf Kalla dan lain-lainnya selama mau berkomunikasi Gus Dur tetap mengedepankan sisi manusiawi daripada perbedaan politik. Dalam istilah kekinian, Gus Dur tidak “baper” dalam berpolitik.
Mahfud MD memiliki gaya yang sama, bisa membedakan antara perbedaan pilihan politik dan relasi kemanusiaan yang tidak boleh terganggu. Mahfud MD bisa berdebat untuk mempertahankan argumentasinya namun setelah itu kembali bersahabat. Demikian pula perbedaan pilihan politik seperti yang terjadi tahun 2014, namun setelah kontestasi politik selesai maka tidak perlu dilanjutkan apalagi ada dendam kekalahan.
Loyalitas Mahfud MD juga tak diragukan. Salah seorang yang saya lihat tetap setia kepada Gus Dur sampai akhir hayatnya, selain menyebut sosok Luhut B Panjaitan. Pada suatu siang di tahun 2008, saat Gus Dur menjalani cuci darah rutin di RSCM, Mahfud MD yang waktu itu masih di DPR Fraksi PKB datang menjenguk Gus Dur membawa oleh-oleh bakpia pathok dari Yogyakarta, rumah kediaman Mahfud MD. Saya tidak mengikuti apa yang diperbincangkan. Setelah Mahfud MD keluar, Gus Dur minta saya makan oleh-oleh dari Mahfud MD. “Bakpia dari Prof Mahfud, makan saja, dia bentar lagi jadi ketua MK, Mahkamah Konstitusi.”
Waktu itu, Ketua Mahkamah Konstitusi masih dipegang Pak Jimly Asshiddiqie dan belum terdengar Prof Mahfud MD mau ke MK, karena masih anggota DPR.
Tapi setelah itu, terbukti Prof Mahmud terpilih menjadi salah seorang hakim di MK dan kemudian menjadi ketuanya.
Tokoh yang Antikorupsi dan Antiintoleransi
Mahfud MD adalah tokoh yang konsisten melawan korupsi dan radikalisme. Dua syarat ini mutlak bagi siapapun yang mau menjadi pelayan publik, karena korupsi bisa meruntuhkan negara dan intoleransi bisa menghancurkan bangsa. Korupsi yang menggerogoti pemerintahan akan membuat rakyat tidak percaya pada pemerintah, layanan publik terbengkalai dan warga menjadi korban. Pada saatnya negara akan runtuh.
Demikian pula intoleransi yang tidak mau toleran dan menerima perberdaan dan kebhinnekkan, padahal bangsa Indonesia dibentuk dari kebhinnekkan, baik perbedaan suku, agama, ras/etnis dan perbedaan-perbedaan aliran. Intoleransi akan mencabik-cabik anyaman kebhinnekkan ini, maka untuk menjaga kebhinnekkan ini langkap yang harus dilakukan adalah melawan Intoleransi dan radikalisme hingga titik yang paling ekstrim mereka: separatisme dan terorisme.
Dengan modal integritas, dan pengalamannya, serta jaringannya, dan segala hal-ihwal yang saya tulis di atas, inilah kelebihan Mahfud MD apabila menjadi Cawapres Jokowi. Yang tak hanya mampu mendulang suara namun juga menjadi pasangan yang pas untuk melanjutkan pelayanan bagi warga Indonesia.
Jokowi-Mafud MD 2019-2024
Mohamad Guntur Romli
Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Inisial M
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) M Romahurmuziy mengatakan bahwa nama calon wakil presiden untuk Joko Widodo masih akan dibahas.
Ketika ditanya nama-nama yang dimaksud, Romy masih enggan membeberkannya.
"Rahasia langit. Belum tahu, nanti malam mau rapat lagi," kata Romy seusai mendampingi Presiden Jokowi menghadiri peresmian pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (8/8/2018).
Dia hanya memberikan isyarat bahwa calon Wakil Presiden yang akan mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 berinisial "M".
"Percayalah tidak akan keluar dari 10 nama yang saya sampaikan sebelumnya. Dari 10 nama itu kan ada Maruf Amin, Mahfud MD, ada Moeldoko, Muhaimin Iskandar, (Sri) Mulyani, ada M Romahurmuziy, ada Mbak Susi, ada Mas Airlangga. Kita tunggu saja pengumuman dari beliau," ucapnya.
Romy mengatakan, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan para ketua umum partai politik pendukung di Istana Merdeka Jakarta akan membahas formasi koalisi dan pematangan pengumuman calon Wakil Presiden dari Jokowi.
Dia menegaskan bahwa pengumuman akan dilakukan setelah pertemuan nanti malam, apakah mendahului sebelum pendaftaran atau bersamaan dengan pendaftaran.
"Tetapi, saat pengumuman, para ketua umum partai pendukung akan mendampingi karena ini bagian dari kebersamaan dan kekompakan," kata Romy.