TRIBUNJAMBI.COM - Ledakan bom terjadi di tiga gereja yang ada di surabaya.
Akibat ledakan tersebut 9 orang tewas dan 40 orang mengalami luka-luka.
Tiga gereja yang diserang yakni Gereja Santa Maria di Ngagel, GKI di Jalan Diponegoro dan Gereja di Jalan Arjono.
Satu diantara saksi mata di lokasi kejadian menuturkan kronologi dan kengerian yang ditimbulkankaibat aksi teror tersebut.
Mulyanto (55), juru parkir di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur, mengaku melihat tiga perempuan berjalan cepat ke arah gereja sebelum ledakan bom terjadi, Minggu (13/5/2018) pagi.
Mulyanto mengatakan, ketiganya yang terdiri dari seorang dewasa dan dua anak-anak berbelok masuk tepat di depan gereja.
Mereka mengenakan cadar dan rompi. "Kira-kira pukul 08.15 WIB. Jemaat sudah pada datang, tapi sembahyang belum dimulai," kata dia di lokasi kejadian.
Baca: TERKINI! 9 Orang Tewas Akibat Bom Surabaya, Korban Ledakan di 3 Gereja Bertambah
Baca: Terungkap Ini Isi Surat Wanita Bercadar yang Bawa Gunting di Mako Brimob Kok Logikaku Gak Nyambung
Baca: Cerita Saksi Mata Bom Surabaya Saya Langsung Amankan Ibu. Sekarang Sedang Menenangkan Anak
Seorang satpam, lanjut dia, sempat menghalangi.
Dia hampir menyusul masuk untuk membantu satpam menghalangi.
Namun, sebelum sampai, suara ledakan keras seperti bom meledak langsung terdengar.
Satpam tersebut, lanjut Mulyanto, tergeletak minta tolong dengan badan penuh luka.
Selain satpam dan tiga orang tadi, Mulyanto juga melihat seorang jemaat luka di bagian kaki.
Lalu sekitar 5 menit setelah ledakan pertama terjadi, ada ledakan susulan.
Suara ledakan yang terdengar tidak begitu keras.
Dia mengatakan, polisi baru datang ke lokasi sekitar 30 menit setelah kejadian itu.