Wanita tersebut mengaku bahwa dirinya ditawari untuk aksi kejutan atau "prank" bagi stasiun televisi.
Kuasa hukumnya mengatakan, kliennya direkrut untuk mengambil bagian dalam sebuah acara TV oleh sekelompok orang yang dipercaya agen Korea Utara.
Siti Aisyah dalam kesaksiannya mengaku ditawari uang oleh Ri Ji U, warga Korea Utara yang mengaku warga negara Jepang bernama "James".
James mengaku merancang lelucon untuk acara televisi di pusat perbelanjaan, hotel dan bandara.
Pengacara Siti Aisyah, Gooi Soon Seng mengatakan, ke dua kliennya diminta menyelinap di belakang orang dan mengolesi wajah mereka dengan lotion.
Baca: Masih Gandeng Tas Saat Tertimbun Longsor Brebes, Terungkap! Ternyata Wanita ini. . .
Hebatnya lagi, Siti Aisyah ternyata sudah disiapkan sebagai eksekutor sejak lama dan dirinya tidak menyadari bahwa ia sedang masuk perangkap sebuah aksi intelijen.
Sebab, sebelum membunuh Kim Jong-nam, ia sudah melakukan pranks tersebut sebanyak tujuh kali di Kamboja dan Malaysia.
Aisyah bertemu dengan James saat melakukan perjalanan ke Phnom Penh, Kamboja, pada 21 Januari 2017.
Selain James, Siti Aisyah juga bertemu dengan seorang agen Korea Utara Hong (Song Hac) lainnya, yang dikenal dengan nama samaran "Mr Chang", di bandara Kamboja.
Siti Aisyah melakukan tiga pranks di Bandara Pnom Penh dan dibayar 600 dolar AS atau sekitar Rp 8 juta.
Hasil investigasi Kepala Kepolisian Malaysia, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz juga membenarkan hal itu.
Baca: Sering Oral? Awas, Ternyata Bisa Menularkan 3 Penyakit Seksual
Bahkan, sekembalinya ke Malaysia, dia juga melakukan empat pranks lagi di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada awal Februari, kata Wan Azirul.
Bahkan, pada 7 Februari 2017, Siti Aisyah sempat membuat status di Facebook, mengatakan: "Hari terakhir aksi, semoga saya mendapatkan kepercayaan mereka dan kontrak saya diperpanjang."