Pengujian terhadap teknologi yang akan diterapkan di pabrik Tuas sekarang sedang dilakukan, seperti pencampuran limbah makanan dengan lumpur dari air bekas agar bisa menghasilkan produk energi.
Diperlukan mesin yang disebut digester untuk memproses bahan organik di limbah air bekas dan limbah makanan.
Mesin itu memiliki kemampuan memecah limbah menjadi biogas dan karbon dioksida.
Bahan biogas kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik di lokasi dan kelebihan dayanya bisa dikirim ke jaringan energi nasional.
Sludge yang dikumpulkan dari pengolahan limbah telah lama diproses dengan cara ini, misalnya di Pabrik Rekaman Reklamasi Changi.
Fasilitas uji coba co-digestion di Singapura telah ada di Pabrik Reklamasi Air Ulu Pandan, yang selesai setahun lalu.
Pabrik limbah ini mengolah beberapa ton makanan setiap hari.
"Lemak, minyak, karbohidrat dan protein yang ada dalam limbah makanan, bila digabungkan dengan sludge air bekas, akan membantu menghasilkan lebih banyak biogas," jelas General Manager PUB Plant, Kelvin Koh.
2. Integritas Pengolahan
Dengan limbah padat dan fasilitas air bekas di tempat yang sama, lumpur dan limbah makanan mudah didapat untuk membuat biogas.
Seperti empat pabrik insinerasi yang ada, dalam proses pembakaran limbah, fasilitas tersebut menghasilkan listrik untuk menjalankan operasinya.
Kapasitas insinerasinya akan cukup untuk membantu aliran listrik pada 300.000 rumah susun dan gedung perkantoran.
"Pengolahan beberapa aliran limbah di IWMF dan TWRP akan memungkinkan kedua fasilitas tersebut memaksimalkan energi dan pemulihan sumber daya," kata direktur proyek IWMF Joseph Boey, dari Badan Lingkungan Nasional.
Lihat video pengolahan sampah Singapura di sini!