TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Selang seminggu Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif memberi wejangan di Jambi, tiba-tiba lembaga anti rasuah itu membawa kejutan.
KPK menangkap sejumlah pejabat Provinsi Jambi yang diduga terkait gratifikasi.
Kabar penangkapan ini hingga kemarin petang masih simpang siur. Utamanya terkait siapa-siapa yang ditangkap dan jumlah barang bukti yang diamankan.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah pun masih memberikan keterangan satu arah. Ia mengatakan akan menyampaikan keterangan resmi hari ini (29/11).
Kemarin ia hanya memberikan rilis. Ia menyebutkan ada tim bidang penindakan yang dilakukan di dua daerah, di Jambi dan Jakarta.
“Dalam kegiatan tim bidang penindakan tersebut, kami mengamankan sejumlah orang, informasinya sejauh ini sekitar 10 orang diamankan di Jambi dan di Jakarta. Di Jakarta ada tiga orang dan di Jambi ada tujuh orang,” ujarnya.
Menurut Febri, dari 10 orang tersebut ada yang merupakan anggota DPRD Provinsi Jambi, kemudian ada pejabat dan pegawai di pemprov juga, termasuk pihak swasta. Sejauh ini, sambungnya, uang yang diamankan sekitar lebih dari Rp 1 miliar.
“Diduga ada praktik pemberian dan penerimaan, oleh penyelenggara negara setempat terkait dengan pembahasan dan proses APBD tahun 2018 di Jambi,” kata Febri dalam keterangan tertulis.
Transaksi suap itu sendiri terjadi di dekat sebuah tempat makan di Jalan Mpu Gandring, Kebun Jeruk, Kota Jambi.
Tak banyak warga sekitar yang tahu adanya operasi tersebut.
Salah seorang pedagang di depan RSI Arafah dibincangi Tribun mengatakan tak melihat adanya hal mencurigakan mengenai operasi tangkap tangan yang berlangsung di sana.
"Dak ada nampak, dari pagi biasa bae, kalau di depan rumah makan bebek goreng Pak Ndut itu memang selalu ramai. Tadi siang banyak mobil memang parkir di sana," kata salah seorang pedagang.
Dewa, seorang karyawan Rumah Makan Bebek Goreng Pak Ndut menceritakan dirinya sempat melihat proses penangkapan yang dilakukan oleh tim dari KPK.
"Tapi dak tahu kalau itu orang KPK, berita sudah ramai baru tahu itu KPK. Pakaiannya biasa tapi rapih, ada yang pakai baju batik," ujar Dewa.
Ia menambahkan sejak pagi sudah ada beberapa orang yang tidak dikenal mampir ke rumah makan itu.