TRIBUNJAMBI.COM - Sarjana
perempuan mendapat gaji lebih rendah dibandingkan lelaki, menurut
sebuah riset. Perbedaan gaji ini terjadi bahkan jika mereka adalah
lulusan universitas yang sama dan berasal dari satu jurusan.
Para
peneliti dari Higher Education Careers Services Unit (Hecsu)
menganalisis berapa gaji yang diperoleh lulusan universitas tahun lalu.
Jane Artess, dari Hescu, mengatakan, distribusi gaji itu "sangat tidak
merata". Hal ini terjadi bahkan saat undang-undang (di Inggris) telah
dirancang untuk memastikan akses setara ke lapangan pekerjaan dan gaji.
Demikian kata Artess.
Para peneliti menganalisis data dari studi
atas 17.000 lulusan universitas yang disebut Futuretrack. Hasil studi
menunjukkan bahwa gaji dari separuh sarjana perempuan berkisar antara
15.000 poundsterling atau sekitar Rp 218 juta dan 23.999 poundsterling.
Pria memimpin
Lulusan
pria cenderung akan membawa pulang gaji sebesar 24.000 poundsterling
atau lebih. Analisis ini tidak meliputi pekerja paruh waktu atau
penganggur.
Data yang dipublikasikan di jurnal Hescu ini
mengindikasikan bahwa lulusan pria dari jurusan apa saja mendapat gaji
lebih besar dari wanita, bahkan jika sebuah jurusan lebih banyak
diminati oleh wanita.
"Ketika pendapatan sarjana diteliti
berdasarkan jurusan, jelas bahwa perempuan mendapat gaji lebih sedikit
daripada pria meski jurusan mereka sama," kata artikel itu.
"Peluang
setara terhadap pekerjaan dan gaji telah diperkuat di legislasi selama
40 tahun, tetapi Futuretrack menemukan bahwa menjadi perempuan dapat
membedakan besaran gaji," kata Artess.
Sulit untuk mengetahui
penyebab hal ini, misalnya, sarjana perempuan dari subyek terkait media
lebih banyak daripada pria, tetapi gaji mereka lebih rendah.
Karena
membedakan bayaran pria dan wanita untuk pekerjaan yang sama melanggar
hukum, pasti ada sesuatu yang terjadi pada pendapatan sarjana perempuan.
"Satu-satunya area di mana bayaran perempuan sama dengan lelaki adalah di sektor nonprofit," kata Artess.