Advertorial

Petani Sawit Lihat PalmCo sebagai “Pahlawan Baru” Ekonomi Rakyat

Di Desa Pasir Tuntung, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, Haposan Manurung memandangi hamparan sawit muda yang baru dua tahun ditanam

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Petani Sawit Lihat PalmCo sebagai “Pahlawan Baru” Ekonomi Rakyat 

TRIBUNJAMBI.COM - Di Desa Pasir Tuntung, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, Haposan Manurung memandangi hamparan sawit muda yang baru dua tahun ditanam. Daun-daun hijau segar itu tumbuh serempak, tanda kebun rakyat mulai tumbuh setelah diremajakan.

“Dulu hasilnya makin sedikit, kami hampir putus asa,” ujar Haposan, Ketua Perkumpulan Kelompok Tani Pasir Tuntung Jaya, kepada media, Senin (10/11/2025). “Sekarang kami bisa kembali berharap. Bermitra dengan PTPN IV PalmCo membuat kami lebih optimis.”

Bagi Haposan dan ribuan petani sawit lainnya, semangat Hari Pahlawan tahun ini tidak lagi dimaknai lewat perjuangan di medan tempur, melainkan lewat ketekunan membangun kemandirian ekonomi di desa. Dan di mata mereka, PalmCo hadir sebagai mitra yang menyalakan kembali harapan itu.

Peremajaan Sawit, Tonggak Kemandirian

PTPN IV PalmCo, Sub Holding PTPN III (Persero), menempatkan *Program Peremajaan Sawit Rakyat* (PSR) sebagai salah satu pilar pengembangan perusahaan hingga 2029. Program ini menyasar peningkatan produktivitas kebun rakyat melalui penyediaan bibit unggul, penerapan teknologi budidaya modern, dan pendampingan teknis berkelanjutan.

Hingga 2029 nanti, PalmCo berencana mendorong peremajaan sawit rakyat seluas *86.744 hektare*. Sementara hingga quartal ke tiga tahun ini, Perusahaan telah membantu 22.568 Hektare rekomendasi teknis guna proses pencairan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bagi kebun rakyat.

Baca juga: Pertengkaran Hebat di Kamar, Ayah Bunuh Anak Tiri yang Ingin Melukai Ibunya

Pendekatan yang digunakan PalmCo juga beragam. Salah satu yang sangat dikenal, adalah *single management*, yakni pola pengelolaan bersama antara perusahaan dan koperasi. Model ini menjamin efisiensi, transparansi, dan profesionalisme petani. 

Hasilnya, produktivitas kebun mitra meningkat hingga *12,57 ton tandan buah segar (TBS) per hektare* untuk tanaman menghasilkan tahun pertama. Angka itu jelas di atas rata-rata nasional.

“Dulu kami sempat khawatir. Tapi PTPN berubah. Sekarang bermitra adalah solusi terbaik untuk pengelolaan sawit rakyat,” kata Setiyono, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR Indonesia (Aspekpir).

“Dengan bermitra, kelembagaan kami jadi lebih kuat, tertib, dan produktif. Contohnya di kebun sawit Tani Sejahtera, Tanaman Menghasilkan tahun ke sembilan bahkan mencapai 27 ton per hektare per tahun. Itu luar biasa.”

Kemitraan yang Mengubah Nasib

Cerita serupa datang dari Banten. M. Nur, petani sawit di Serang, mengaku pendampingan PalmCo membuatnya lebih percaya diri mengelola kebun.
“Pendampingannya penuh dan gratis. Kami belajar tentang pembibitan, panen, sampai manajemen keuangan. Hasilnya langsung terasa,” tuturnya.

Di Sulawesi Selatan, Muhammad Hajar Aswad dari KUD Masamba Tani Utama menilai pembinaan melalui pelatihan yang difasilitasi PalmCo tidak hanya soal teknis, tetapi juga membangun kepercayaan antarpihak.

“Dari pelatihan yang diselenggarakan PalmCo, kami belajar bahwa keterbukaan dan kepercayaan bisa menciptakan hasil besar. Ini perjuangan zaman sekarang,” ujarnya.

Menumbuhkan UMKM Sawit

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved