Advertorial

Tembus Rp 3,48T, Laba TW III PalmCo Naik 84 Persen YoY

PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, bagian dari subholding PTPN III (Persero), mencatat kinerja keuangan yang solid hingga kuartal III-2025

Editor: Suci Rahayu PK
Istimewa
Direktur Utama PalmCo, Jatmiko K. Santosa 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA — PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, bagian dari subholding PTPN III (Persero), mencatat kinerja keuangan yang solid hingga kuartal III-2025. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 3,48 triliun, melonjak 84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan produktivitas kelapa sawit, efisiensi biaya, serta penerapan sistem digital di lini operasional.

Pendapatan konsolidasi PalmCo tercatat mencapai Rp 33,2 triliun, tumbuh 23 persen secara tahunan (year on year). Dari total pendapatan tersebut, komoditas kelapa sawit masih menjadi penopang utama dengan kontribusi Rp 32,3 triliun atau sekitar 97 persen.

Direktur Utama PalmCo, Jatmiko K. Santosa, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (08/11/2025) menyebutkan lonjakan laba bersih mencerminkan hasil konkret dari strategi integrasi operasional dan digitalisasi bisnis yang mulai dijalankan sejak dua tahun terakhir.

 “Produktivitas tandan buah segar dan CPO meningkat dari tahun sebelumnya, margin terjaga, dan aset perusahaan semakin efisien,” ujar Jatmiko  (08/11/2025).

Produksi dan Efisiensi Meningkat

Dari sisi operasional, produksi minyak sawit mentah (CPO) dari kebun inti PalmCo mencapai 1,5 juta ton, naik 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara produksi dari plasma dan pihak ketiga mencapai 450.000 ton, meningkat 17 persen.

Secara keseluruhan, perusahaan mengelola 453.000 hektar tanaman sawit menghasilkan dengan produktivitas tandan buah segar rata-rata 14,8 ton per hektar dan rendemen minyak sawit 21,9 persen. 

Baca juga: Respon Cepat Satgas Cartenz: Komandan Semut Merah TPNPB Pembacok Warga Yahukimo Tewas

Baca juga: Kanwil Kementerian HAM Jambi Gelar Rapat Analisa Penelaahan Produk Hukum Daerah dari Perspektif HAM

Harga jual rata-rata CPO tercatat Rp 14.192 per kilogram, sementara pendapatan dari palm kernel dan karet masing-masing mencapai Rp 1,1 triliun dan Rp 0,8 triliun.

Efisiensi biaya juga menjadi salah satu penopang utama kinerja. PalmCo memanfaatkan sistem PalmCo Business Cockpit dan Agro View, yang memungkinkan pemantauan aktivitas kebun dan pabrik secara real time. Melalui sistem ini, potensi deviasi produktivitas dan biaya bisa segera dikendalikan.

 “Digitalisasi menjadi tulang punggung efisiensi kami. Sistem terpadu ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data, dari kebun hingga manajemen pusat,” kata Jatmiko.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) PalmCo mencapai Rp 7,5 triliun, meningkat 34 persen dengan margin EBITDA sebesar 23 persen.

Perkuat Profitabilitas Aset

Sejalan dengan arahan pemerintah agar BUMN tidak hanya besar secara aset, tetapi juga produktif dan menghasilkan laba yang proporsional, PalmCo menempatkan peningkatan return on asset (ROA) sebagai fokus strategis.

 “Kami memahami bahwa penguatan profitabilitas berbasis produktivitas aset menjadi kunci keberlanjutan bisnis BUMN,” ujar Jatmiko.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved