Berita Viral

Kronologi Dokter Syahpri Nyaris Dianiaya dan Dipaksa Buka Masker, Sikapnya ke Keluarga Pasien Viral

Viral di sosial media Dokter Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, FINASIM dipaksa buka masker dan nyaris dianiaya.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Kronologi Dokter Syahpri Nyaris Dianiaya dan Dipaksa Buka Masker, Sikapnya ke Keluarga Pasien Viral 

TRIBUNJAMBI.COM - Viral di sosial media Dokter Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, FINASIM dipaksa buka masker dan nyaris dianiaya.

Video kejadian Dokter Syahpri jadi korban tindakan arogansi dari keluarga pasien tersebar di sosial media.

Diketahui Dokter Syahpri merupakan dokter RSUD Sekayu, Sumatera Selatan.

Meski mendapat perlakuan tak menyenangkan dari keluarga pasien, sikap tenang sang dokter menuai pujian.

Pada video berdurasi 41 detik yang diunggah akun sosial media Muba Akor, terlihat momen di ruang perawatan RSUD Sekayu.

Awalnya sang dokter tengah memeriksa pasien.

Baca juga: Sosok Bripda Tri Farhan, Kabur di Hari Pernikahan hingga Calon Istrinya Pingsan, Terbongkar Isi Chat

Baca juga: Trauma Ibu Prada Lucky Kini Larang 2 Anaknya Jadi TNI, Sepriana: Nanti Mati Sia-sia Kayak Kakakmu

Baca juga: Remuk Hati Ibu Prada Lucky Anaknya Dihina Nafa Arshana Punya Kelainan Seksual: Jangan Fitnah Lagi

Namun ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga pasien.

Terlihat keluarga pasien meminta dokter melepas masker yang dikenakannya.

Permintaan tersebut ditolak secara halus oleh sang dokter karena bertentangan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit. 

Namun, situasi memanas ketika salah satu anggota keluarga pasien diduga memegang bagian belakang leher dokter sambil memaksa membuka masker.

Meski akhirnya dokter tersebut membuka maskernya, tindakan itu dilakukan dalam tekanan, dengan tangan keluarga pasien masih terlihat menyentuh tubuhnya.

Momen ini sontak menuai kecaman dari warganet yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk ketidaksopanan dan pelanggaran terhadap hak tenaga kesehatan.

Komentar publik pun membanjiri unggahan video tersebut. Akun @Apri Yanti menulis,

“Setiap tindakan pasti ada SOP. Walaupun kita mau, kita juga harus mengikuti prosedur. Sangat disayangkan tindakan itu, padahal bisa dikomunikasikan dengan baik.”

Akun @Ardie Bewe turut menyuarakan dukungan.

“Dokter itu benar, RSUD harus klarifikasi. Tidak boleh dokter dipaksa membuka masker saat bekerja, apalagi dengan cara seperti itu.”

Sementara akun @Iin Parlina menyampaikan,

“Saya tahu dr. Syafri, beliau subspesialis. Dokternya baik, sekolahnya jelas. Tolak segala bentuk ketidaksopanan dan kekerasan terhadap tenaga kesehatan.”

Mayoritas netizen berharap kejadian serupa tidak terulang, dan menegaskan pentingnya kenyamanan serta perlindungan bagi tenaga medis dalam menjalankan tugasnya.

Di sisi lain, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Muba mengecam keras insiden kekerasan fisik yang dilakukan keluarga pasien terhadap seorang dokter yang bertugas di RSUD Sekayu

Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi (BHP2A) IDI Muba, dr. Zwesty Devi, MH, menyampaikan keprihatinannya atas tindakan yang diduga dilakukan oleh keluarga pasien terhadap dr. Sapri, salah satu tenaga medis di RSUD Sekayu.

“Tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan, apalagi secara fisik, tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun. Dalam video yang beredar, terlihat adanya kontak fisik dari pihak keluarga pasien kepada dokter yang tengah menjalankan tugasnya,” tegas dr. Zwesty, Rabu (13/8/2025).

Ia menjelaskan, kejadian bermula saat dokter menjalankan tugas pemeriksaan sesuai dengan SOP, yaitu mengenakan masker saat berinteraksi dengan pasien.

Namun, hal ini justru memicu kemarahan dari pihak keluarga pasien yang kemudian berujung pada dugaan kekerasan fisik.

IDI Muba menyatakan akan melakukan pendampingan hukum kepada dr. Syahpri dan mendukung penuh langkah-langkah yang diambil pihak RSUD Sekayu dan Dinas Kesehatan Muba dalam melaporkan kasus ini ke Polres Musi Banyuasin.

“Kami akan mengawal proses hukum ini bersama RSUD Sekayu dan Dinkes Muba. Dokter adalah garda terdepan layanan kesehatan, bukan pihak yang seharusnya menjadi korban kekerasan,"ungkapnya.

IDI Muba berharap kejadian ini menjadi perhatian semua pihak agar perlindungan terhadap tenaga medis dapat ditingkatkan.

"Ini masalah profesi kami berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali dan dokter tetap dapat menjalankan fungsinga tanpa ada ketakutan,"jelasnya.

Sosok Dokter Syahpri

Belakangan terkuak sosok Dokter Syahpri Putra Wangsa.

Di tahun 2024 ia meraih resmi mendapat gelar sebagai Dokter Konsultan di bidang Nefrologi.

Dokter Konsultan biasanya merujuk pada dokter spesialis yang memiliki keahlian mendalam di bidang tertentu dan berperan sebagai narasumber atau penasehat medis untuk pasien maupun tenaga medis lainnya.

Sedangkan Nefrologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari fungsi ginjal, penyakit ginjal, dan terapi terkait.

Sosok Dokter Syahpri Putra Wangsa

Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, yang menjabat sebagai dokter spesialis penyakit dalam seperti jantung, paru, saluran cerna, ginjal dan organ lainnya.

Diketahui, dr Syahpri Putra Wangsa berpraktik di RSUD Sekayu dan RS Bunda Medika Jakabaring Palembang.

Ia juga pernah bertugas di RSUD Sungai Lilin.

Pendidikan kedokterannya ditempuh di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ia mengambil spesialis di Universitas Sriwijaya, Palembang.

Pada Oktober 2024, ia resmi mendapat gelar sebagai Dokter Konsultan di bidang Nefrologi.

Adapun gelar tambahannya: Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam), K.GH (Konsultan Ginjal Hipertensi), FINASIM (Fellow of Indonesian Society of Internal Medicine).

Kini, namanya ramai dibicarakan di media sosial karena videonya saat menghadapi keluarga pasien yang marah di ruang ICU VIP RSUD Sekayu.

Ia tampak tetap tenang, profesional, dan sabar hingga mendapat banyak pujian warganet.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved